News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Rusia Masih Anggap Taliban Sebagai Kelompok Teroris, Vladimir Putin: Hati-hati Jalin Hubungan

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiri parade Hari Angkatan Laut di St. Petersburg pada 25 Juli 2021. (Alexey NIKOLSKY/ SPUTNIK/AFP) *** Local Caption *** Russian President Vladimir Putin attends the Navy Day parade in St. Petersburg on July 25, 2021. (Photo by Alexey NIKOLSKY / SPUTNIK / AFP)

Perwakilan Rusia di Kabul bertemu perwakilan Taliban beberapa hari yang lalu setelah AS pergi dan menyatakan Moskow akan mempertahankan hubungan dengan Afghanistan.

Putin menerangkan Rusia tidak akan ikut campur atas Afghanistan.

Ia telah belajar dari pendudukan Soviet di Afghanistan pada 1979-1989 silam.

Presiden Rusia tersebut menyatakan sikap kehati-hatian untuk tidak mencampuri urusan dalam negeri di Afghanistan, termasuk kepemimpinan baru di Kabul.

Rusia masih mencatat Taliban sebagai organisasi "teroris" di negaranya.

Baru-baru ini, Rusia mengevakuasi warganya yang masih berada di Afghanistan karena situasi yang kian memburuk.

Ia juga mengevakuasi warga yang berada di negara bekas Soviet untuk menjamin keamanan.

Moskow memperingatkan tentang kelompok-kelompok ekstremis yang menggunakan kekacauan politik untuk memasuki negara-negara tetangga sebagai pengungsi.

Putin secara khusus telah mengeluh tentang negara Barat lain yang mencoba mengalihkan pengungsi Afghanistan di negara-negara Asia Tengah.

Ia khawatir penyebaran paham Islam radikal sampai ke negara-negara lain yang menjalin hubungan dengan Rusia.

Sebagai informasi tambahan, Afghanistan berbagi perbatasan dengan tiga negara bekas Soviet di Asia Tengah di mana Rusia memegang pangkalan militer.

Ketiga negara tersebut adalah Kazakhtan, Kirgistan, dan Tajikistan.

Rencana Rusia Bersama China dan Taliban

Taliban bermaksud menggandeng dua negara komunis, Rusia dan China, sebagai rekan kerjasama hubungan diplomatik terutama pada sektor ekonomi.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini