News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik di Afghanistan

Taliban Cari Email Pejabat Pemerintahan Dulu, Google Kunci Akun, Khawatir Ada Jejak Digital

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Daryono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang anggota Taliban berdiri di samping helikopter yang rusak di bandara di Kabul pada 31 Agustus 2021, setelah AS menarik semua pasukannya keluar dari negara itu untuk mengakhiri perang 20 tahun

TRIBUNNEWS.COM - Google mengunci sejumlah akun email pemerintah Afghanistan untuk sementara karena khawatir ada jejak digital dari eks pejabat dan mitra internasional mereka, jelas seorang sumber.

Sejak Taliban mengambil alih pemerintahan yang didukung AS, muncul laporan bahwa database Afghanistan dan biometrik dapat dieksploitasi oleh penguasa baru untuk memburu musuh-musuh mereka.

Dalam pernyataannya pada Jumat (3/9/2021), Google Alphabet Inc (GOOGL.O) mengatakan bahwa perusahaan sedang memantau situasi Afghanistan.

Dengan itu, Google mengaku telah mengambil tindakan sementara untuk mengamankan akun email yang relevan.

Baca juga: Proses Evakuasi WNI dari Afghanistan Rumit, Taliban Kawal dari KBRI Hingga Bandara Kabul

Baca juga: Taliban Klaim Sukses Taklukkan Pejuang Panjshir dan Kuasai Seluruh Afghanistan

Ilustrasi Google (Nextren)

Seorang pegawai dari pemerintahan Afghanistan sebelumnya mengatakan kepada Reuters, bahwa Taliban sedang berusaha mendapatkan akun email para eks pejabat.

Akhir bulan lalu, pegawai ini mengaku Taliban memintanya untuk menyimpan data yang disimpan di server kementerian tempat dia bekerja.

"Jika saya melakukannya, maka mereka akan mendapatkan akses ke data dan komunikasi resmi dari kepemimpinan kementerian sebelumnya," kata karyawan itu.

Pegawai itu memilih tidak mematuhi permintaan Taliban hingga akhirnya bersembunyi.

Reuters tidak menyertakan identitas pria ini maupun kementeriannya atas alasan keselamatan.

Catatan pertukaran surat yang tersedia untuk umum menunjukkan bahwa sekitar dua lusin badan pemerintah Afghanistan menggunakan server Google untuk email resmi.

Diantaranya termasuk email resmi dari Kementerian Keuangan, industri, pendidikan, dan pertambangan.

Bahkan kantor kepresidenan Afghanistan juga menggunakan layanan Google.

Sumber data dan email pemerintah berisi informasi tentang pegawai pemerintahan sebelumnya, mantan menteri, kontraktor pemerintah, sekutu, hingga mitra asing.

"Ini akan memberikan banyak informasi yang nyata," kata Chad Anderson, peneliti keamanan di perusahaan intelijen internet DomainTools yang mengidentifikasi email-email yang digunakan kementerian di Afghanistan.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini