TRIBUNNEWS.COM - Enam gadis kecil yang masih belia dilaporkan diarak tanpa busana sebagai ritual desa di India untuk memanggil hujan.
Dilansir BBC, peristiwa ini terjadi di sebuah desa yang dilanda kekeringan di wilayah Bundelkhand, negara bagian Madhya Pradesh.
Video yang viral di media sosial dilaporkan menunjukkan gadis-gadis kecil itu berjalan tanpa menggunakan sehelai kain.
Mereka membawa batang kayu yang diletakkan di bahu dengan seekor katak diikatkan pada tongkat tersebut.
Baca juga: Apa Itu Virus Nipah? Virus yang Menginfeksi Anak 12 Tahun di India hingga Meninggal
Baca juga: India Mungkin Sudah Memasuki Fase Endemi Setelah Melewati Gelombang Kedua Penularan COVID-19
Penduduk setempat percaya ritual itu akan menenangkan dewa hujan sehingga akan menurunkan hujan di desa tersebut.
Komisi Nasional Perlindungan Hak Anak India telah meminta laporan dari administrasi Distrik Damoh, di mana desa itu berada.
Polisi Madhya Pradesh mengatakan mereka belum menerima pengaduan resmi terkait acara tersebut.
Kendati demikian, kepolisian mengaku telah membuka penyelidikan terkait ritual ini.
"Tindakan akan diambil jika kami menemukan gadis-gadis itu dipaksa berjalan tanpa busana," kata inspektur polisi Damoh DR Teniwar kepada kantor berita Press Trust of India (PTI).
Di media sosial beredar video yang memperlihatkan sejumlah anak perempuan yang masih di bawah umur, bahkan dilaporkan ada yang berusia 5 tahun, berjalan bersama saat ritual berlangsung.
Rombongan bocah-bocah itu diikuti sekelompok wanita yang menyanyikan lagu pujian.
Prosesi berhenti di setiap rumah dan anak-anak mengumpulkan biji-bijian makanan.
Makanan itu kemudian disumbangkan ke dapur umum kuil setempat.
"Kami percaya ini akan membawa hujan," lapor media PTI mengutip seorang wanita dalam prosesi itu.
Otoritas Distrik Damoh, S Krishna Chaitanya mengatakan orang tua gadis-gadis itu telah menyetujui ritual tersebut.
Bahkan mereka berpartisipasi di dalamnya.
"Dalam kasus seperti itu, pemerintah hanya dapat membuat penduduk desa sadar tentang kesia-siaan takhayul semacam itu dan membuat mereka mengerti bahwa praktik semacam itu tidak memberikan hasil yang diinginkan," jelas dia.
Sektor pertanian di India amat bergantung dengan curah hujan monsun.
Ada beberapa daerah yang dilaporkan melakukan ritual untuk dewa hujan.
Namun setiap prosesinya bergantung pada adat dan tradisi lokal di wilayah tersebut.
Baca juga: India Mungkin Sudah Memasuki Fase Endemi Setelah Melewati Gelombang Kedua Penularan COVID-19
Baca juga: PDIP dan Kedubes India Bertemu Bahas E-voting, Covid-19, Hingga Taliban
Beberapa komunitas mengadakan yagnas (ritual api Hindu).
Ada juga yang dilaporkan menikahkan katak atau keledai, hingga prosesi menyanyikan lagu-lagu untuk memuji dewa hujan.
Kritikus menilai ritual itu untuk mengalihkan perhatian masyarakat dari kesulitan yang dihadapi.
Namun para ahli budaya mengatakan, praktik itu adalah ukuran keputusasaan bagi masyarakat yang percaya tidak ada tempat lain untuk meminta bantuan.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)