TRIBUNNEWS.COM, JENEWA – Komisaris Tinggi Komisi Hak Asasi Manusia PBB, Michelle Bachelet mengatakan Taliban telah melanggar janji-janjinya tentang sejumlah hak wanita dan perempuan di negara itu.
Di antara pelanggaran janji itu adalah dengan memerintahkan perempuan untuk tinggal di rumah, menghalangi anak perempuan bersekolah, serta tindakan Taliban menyisir mantan musuh dari rumah ke rumah.
Michelle Bachelet mengatakan Afghanistan berada dalam fase baru dan berbahaya sejak mereka merebut kekuasaan bulan lalu, dengan banyak perempuan dan anggota komunitas etnis dan agama sangat khawatir.
"Bertentangan dengan jaminan bahwa Taliban akan menegakkan hak-hak perempuan, selama tiga minggu terakhir, perempuan malah semakin dikucilkan dari ruang publik," kata Michelle Bachelet kepada Dewan Hak Asasi Manusia di Jenewa, Senin (13/9/2021.
Bachelet menyatakan kekecewaannya pada komposisi pemerintah Taliban, yang tidak menyertakan perempuan dan didominasi etnis Pashtun.
Baca juga: Aturan Baru Pelajar Wanita Afghanistan, Taliban: Kelas Dipisah, Guru Pria Mengajar dari Balik Tirai
Baca juga: Laporan PBB Ingatkan Taliban Sisir Warga yang Kerja untuk AS dan NATO
“Di beberapa tempat, anak perempuan di atas 12 tahun dilarang sekolah sementara perempuan disuruh tinggal di rumah,” katanya), seperti dilansir dari Channel News Asia.
Ia menilai situasi ini merupakan kembalinya ke aturan yang diberlakukan Taliban saat menguasai negeri itu 1996-2001, sebelum pasukan AS an sekutu menginvasi Afghanistan dan menggulingkan mereka.
Bachelet juga merujuk pada janji lain yang dilanggar Taliban, terkait pemberian amnesti kepada mantan pegawai negeri dan petugas keamanan yang terkait dengan pemerintah sebelumnya dan melarang penggeledahan dari rumah ke rumah.
PBB telah menerima sejumlah tuduhan tentang pencarian terhadap mereka yang bekerja dengan perusahaan AS dan pasukan keamanan.
Sementara beberapa staf PBB telah melaporkan peningkatan serangan dan ancaman, katanya.
Baca juga: Taliban Tembak Mati Kakak Mantan Wapres Afghanistan, Jasadnya Dikabarkan Dilarang Dikubur
Baca juga: Kantor Perwakilan PBB di Afghanistan Sebut Stafnya Kerap Diintimidasi oleh Taliban
Tuduhan yang dapat dipercaya tentang pembunuhan balas dendam terhadap beberapa mantan anggota militer Afghanistan juga telah diterima, katanya.
Bachelet menyerukan mekanisme untuk memantau hak-hak di Afghanistan.
"Saya mengulangi seruan saya agar Dewan ini mengambil tindakan berani dan kuat, sepadan dengan gawatnya krisis ini," katanya.
Tidak Kerja Bareng