News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik di Afghanistan

Taliban Sita Uang Tunai Rp176 Miliar dan Emas Milik Mantan Pejabat Afghanistan

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Daryono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Juru Bicara Taliban Zabihullah Mujahid (tengah) berbicara kepada media di bandara di Kabul pada 31 Agustus 2021, setelah AS menarik semua pasukannya keluar dari negara itu untuk mengakhiri perang 20 tahun.

TRIBUNNEWS.COM - Bank Sentral Afghanistan yang kini dikendalikan Taliban mengaku tengah menyita uang tunai mencapai Rp176 miliar dan emas milik mantan pejabat Afghanistan.

Harta tersebut, salah satunya milik mantan Wakil Presiden Afghanistan Amrullah Saleh.

Dalam sebuah pernyataan, pihak bank mengatakan uang dan emas tersebut disimpan di rumah pejabat.

Kendati demikian, belum ada penjelasan lebih lanjut terkait rencana untuk uang dan emas itu.

Dilansir Reuters, mantan Wakil Presiden Amrullah Saleh tidak diketahui keberadaannya. 

Baca juga: Diplomat Afghanistan Terdampar di Luar Negeri setelah Taliban Kembali Berkuasa

Baca juga: Taliban Kritik AS karena Setop Bantuan Afghanistan: Alih-alih Berterima Kasih, Aset Kami Dibekukan

Perempuan Afghanistan membawa poster saat ikut dalam protes di Herat pada 2 September 2021. Para perempuan Afghanistan yang mengadakan protes langka pada 2 September mengatakan mereka bersedia menerima burqa yang mencakup semua jika putri mereka masih bisa pergi ke sekolah di bawah pemerintahan Taliban. AFP/STR (AFP/-)

Dia sebelumnya bersumpah untuk melawan Taliban yang merebut kekuasaan pada Agustus.

Pekan lalu, seorang anggota keluarga mantan wakil presiden ini mengatakan bahwa Taliban mengeksekusi saudara Amrullah Saleh, yakni Rohullah Azizi.

Secara terpisah, bank merilis pernyataan yang mendesak warga Afghanistan untuk menggunakan mata uang lokal.

Ini terjadi di tengah meningkatnya kekhawatiran bahwa bank dan perusahaan dalam negeri akan kekurangan uang, terutama dolar yang banyak digunakan.

Sebagai tanda bahwa Taliban ingin mendapatkan kembali aset milik mantan pejabat pemerintah, bank sentral mengeluarkan surat edaran kepada bank-bank lokal pekan lalu.

Edaran itu berisi permintaan untuk membekukan rekening orang-orang politik yang terkait dengan pemerintah sebelumnya, kata dua bankir di bank komersial.

Baca juga: Diplomat Afghanistan Terdampar di Luar Negeri setelah Taliban Kembali Berkuasa

Bank Kehabisan Dolar

Diberitakan Reuters, bank-bank di Afghanistan mulai kehabisan dolar. 

Bank terancam menutup layanan bagi nasabah jika pemerintah Taliban tidak segera memberikan suntikan dana, jelas tiga orang sumber yang mengetahui masalah tersebut.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini