Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Presiden Indonesia (RI) Joko Widodo memenuhi undangan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dalam pertemuan negara-negara utama dalam pembahasan tentang energi dan perubahan iklim.
Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Mahendra Siregar mengatakan Presiden RI menyampaikan langsung langkah konkrit Indonesia mengatasi perubahan iklim dalam Bahasa Inggris.
"Yaitu Langkah-langkah Indonesia yang konkrit dan berkomitmen tinggi menghadapi perubahan iklim, khususnya melaksanakan transaksi energi menuju energi baru terbarukan," kata Wamenlu dalam konferensi pers hari Sabtu (18/9/2021).
Pertemuan ini bertujuan menggalang kerja sama negara-negara utama tersebut, untuk langkah konkrit yang ambisius dalam mewujudkan target dalam pertemuan COP 26 di Glasgow di bulan November yang akan datang.
Secara spesifik adalah untuk memastikan bahwa perubahan suhu dunia tidak akan melebihi 1,5 derajat celcius.
Wamenlu berujar, presiden juga menyampaikan bahwa Indonesia telah mencanangkan transformasi energi baru terbarukan dan akselerasi ekonomi berbasis teknologi dan energi hijau.
Baca juga: Rencana ratusan negara atasi perubahan iklim dikritik PBB, termasuk Indonesia
Secara khusus Amerika meminta dukungan untuk global matane pledge, yaitu kesepakatan atau janji bersama untuk mengatasi emisi yang disebabkan gas metan.
"Presiden secara umum mendukung Langkah tadi dengan menyarankan agar seluruh prosesnya dilakukan secara terbuka melalui mekanisme yang transparan dan bersifat partisipatif," kata Wamenlu.
Pada pertemuan itu, Presiden Jokowi mengatakan penurunan gas metan sudah masuk dalam NDC Indonesia yang sudah di-update dan disampaikan di PBB.
Presiden Jokowi merupakan salah satu dari 10 kepala negara pemerintahan lainnya yang hadir dan bicara dalam pertemuan virtual tersebut.
Hadir pula Presiden Komisi Eropa, Presiden Dewan Eropa, serta Sekjen PBB.