TRIBUNNEWS.COM - Pasukan Israel melakukan penangkapan massal terhadap warga Palestina.
Penangkapan tersebut merupakan buntut dari kaburnya enam tahanan Palestina yang terkenal, dari penjara Gilboa di Israel utara pada 6 September 2021.
Dikutip dari Al Jazeera, lebih dari 100 warga Palestina telah ditangkap Israel, dan puluhan orang di antaranya ditahan dalam beberapa hari terakhir.
"Kami telah mendokumentasikan rata-rata 14 penangkapan per hari di Tepi Barat yang diduduki sejak orang-orang itu melarikan diri," kata Milena Ansari dari Addameer.
Keenam tahanan yang melarikan diri dikabarkan telah kembali ke tahanan Israel, setalah dua orang Palestina menyerah kepada pasukan di kota Jenin pada Minggu pagi.
Baca juga: Israel Melakukan Penangkapan Massal Warga Palestina Setelah Narapidana Kabur dari Penjara
Baca juga: 6 Tahanan Palestina Berhasil Kabur dari Penjara Keamanan Tinggi Israel, Keluar Lewat Terowongan
"Ini tidak termasuk orang-orang Palestina yang ditangkap di Israel," jelas Milena Ansari.
Lebih lanjut, di tengah perburuan tahanan yang melarikan diri, pasukan Israel melakukan serangan balasan terhadap anggota keluarga pelarian di daerah Jenin.
Pasukan Israel juga menangkap dan menginterogasi mereka sebelum melepaskan beberapa di antara mereka.
Penangkapan dan penggerebekan juga difokuskan di Ramallah, Hebron, Nablus dan desa-desa sekitarnya.
Sementara di Kota Nilin, dekat Ramallah, pasukan Israel menangkap sejumlah anak Palestina.
Mustafa Amira yang berusia tiga belas tahun, ditangkap oleh pasukan Israel pekan lalu ketika dia berada di tanah desa dekat tembok pemisah yang dibangun oleh Israel untuk memisahkan daerah itu dari pemukiman.
Ayahanda Mustafa Amira, Khalil Amira mengatakan bahwa anaknya dan sepupunya, Muhammad yang berusia 15 tahun, ditangkap dan dipukuli oleh sekitar 10 tentara Israel.
Setelah ditangkap, Mustafa Amira dan Muhammad ditahan selama semalam oleh polisi Israel tanpa diberi makanan atau air.
Foto Mustafa menunjukkan dia dengan mata bengkak dan memar dan luka di wajahnya.