"Dia diseret ke tanah oleh tentara sebelum diserahkan ke polisi yang menginterogasinya selama berjam-jam," kata Khalil Amira.
"Mengapa begitu banyak pria bersenjata harus memukuli seorang anak laki-laki? Jika mereka memiliki kasus terhadapnya, mengapa mereka tidak menanganinya secara hukum dan mengajukan tuntutan?" tambahnya.
Khalil Amira mengatakan, seusai anaknya kembali, kini dia menahan putranya untuk tetap dirumah dan melarangnya sekolah.
Sebab, Mustafa Amira tampak masih trauma dengan pengalaman pahit yang dialaminya, jelas Khalil Amira.
Menurut Ziad Abu Latifa, seorang paramedis dengan Bulan Sabit Merah Palestina di el-Bireh, yang secara teratur mengirim ambulans ke Nilin, pemukulan dan pelecehan anak di bawah umur oleh pasukan keamanan Israel adalah masalah yang sedang berlangsung.
"Saya telah menangani banyak kasus anak di bawah umur dipukuli, termasuk dengan popor senapan, yang menyebabkan patah tulang, pendarahan dan luka wajah yang dalam," kata Abu Latifa.
Sejumlah mahasiswa Palestina juga terjerat tindak kekerasan tersebut.
Adapun pasukan Israel menargetkan mahasiswa untuk membungkam suara pemuda yang berkontribusi pada mobilisasi perlawanan rakyat.
"Penargetan mahasiswa adalah cara untuk membungkam suara pemuda dan mendelegitimasi mahasiswa karena mereka telah berkontribusi pada mobilisasi perlawanan rakyat," kata Milena Ansari.
Beberapa organisasi Palestina dan karyawan mereka, termasuk komite pertanian dan kesehatan serta kelompok hak asasi manusia, juga telah digerebek atau ditahan oleh otoritas Israel dalam beberapa hari terakhir.
Pada hari Rabu, tentara Israel menggerebek markas Serikat Pekerja Umum di Sektor Jasa dan Kewirausahaan di Ramallah, menyita beberapa harddisk komputer dan dokumen.
Baca juga: Presiden Palestina Bertemu Menhan Israel, Biden Ingatkan Bennet Tentang Solusi Dua Negara
Baca juga: NPC Berikan Santunan kepada 900 Anak Yatim Palestina
Pertahanan untuk Anak Internasional Palestina (DCIP), Komite Kerja Kesehatan (HWC) dan Komite Persatuan Kerja Pertanian (UAWC) juga baru-baru ini digerebek.
Karyawan mereka ditangkap, komputer dan dokumen disita, dan beberapa kantor ditutup paksa untuk enam bulan.
Milena Ansari mengatakan, Israel menggambarkan kelompok Palestina sebagai organisasi ilegal yang terkait dengan mempromosikan acara publik.