TRIBUNNEWS.COM - Militer Israel menyerang puluhan sasaran Hizbullah di Lebanon pada Senin (2/12/2024).
Setelah membombardir Lebanon dan menewaskan 11 orang, Israel mengklaim tetap berkomitmen untuk melaksanakan ketentuan perjanjian gencatan senjata dengan Hizbullah yang baru berjalan satu minggu.
"Pasukan Israel menyerang anggota partai dan puluhan platform rudal serta infrastruktur milik Hizbullah di seluruh Lebanon," kata juru bicara militer Israel, Avichai Adraee di media sosial X, Senin (2/12/2024).
Pesawat-pesawat tempur Angkatan Udara Israel di daerah Barguez, Lebanon selatan juga menyerang platform rudal yang digunakan untuk meluncurkan kedua rudal tersebut, tidak lama setelah peluncuran.
"Proses peluncuran roket ke arah Israel merupakan pelanggaran terhadap pemahaman antara Israel dan Hizbullah, yang menetapkan pencegahan operasi permusuhan Hizbullah dari Lebanon," lanjutnya.
Juru bicara tersebut menekankan, Israel akan berkomitmen pada perjanjian gencatan senjata di Lebanon.
"Israel tetap berkomitmen pada pemahaman yang disepakati mengenai gencatan senjata di Lebanon, dan tentara tetap siap untuk melanjutkan serangan jika diperlukan dan akan terus berupaya melindungi warga Israel," katanya.
Hizbullah: Israel Lebih Dahulu Langgar Gencatan Senjata
Sebelumnya, Hizbullah melakukan peringatan awal respons defensif pada hari Senin (2/12/2024) terhadap sebuah situs militer Israel di Peternakan Shebaa yang disengketakan.
Hizbullah menghubungkan serangan ini dengan pelanggaran berulang oleh Israel terhadap perjanjian gencatan senjata, termasuk melakukan serangan udara dan pemboman Lebanon setelah perjanjian berlaku mulai Rabu (27/11/2024) pekan lalu, seperti diberitakan Al Jazeera.
Pelanggaran lainnya oleh Israel yang disoroti Hizbullah adalah serangan udara mematikan di seluruh Lebanon, penembakan terhadap warga sipil di selatan, dan menerbangkan pesawat tak berawak dan jet di wilayah udara Lebanon, termasuk di atas Ibu Kota, Beirut.
Baca juga: 10 Pelanggaran Israel atas Gencatan Senjata dengan Hizbullah: Tembak Jurnalis, Tangkap Warga Lebanon
Serangan Hizbullah di Israel utara dimulai pada 8 Oktober 2023 sebelum akhirnya Hizbullah dan Israel menyetujui gencatan senjata pada 27 November 2024.
Gencatan senjata Hizbullah dan Israel ini menyusul serangan Israel ke Lebanon selatan sejak Senin (23/9/2024).
Sebelumnya, Hizbullah menuntut Israel untuk mencapai gencatan senjata dengan Hamas di Jalur Gaza terlebih dahulu sebelum menghentikan serangan di Israel utara.
Sementara itu, Hamas menerima keputusan Hizbullah yang telah mencapai gencatan senjata dengan Israel.
Jumlah Korban di Jalur Gaza
Jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 44.249 jiwa dan 104.746 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Rabu (27/11/2024) menurut Kementerian Kesehatan Gaza, dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Al Mayadeen.
Sebelumnya, Israel mulai menyerang Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023), untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak pendirian Israel di Palestina pada tahun 1948.
Israel mengklaim, ada 101 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 sandera Palestina pada akhir November 2023.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel