TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW – Rusia mengerahkan tiga pesawat tempur Rusia Sukhoi-35S untuk mengawal sebuah pengebom B-52H Amerika Serikat di atas Samudera Atlantik, yang mendekati wilayah udara Rusia.
Dilansir dari kantor berita Rusia, TASS, tidak ada pelanggaran perbatasan negara Rusia selama episode tersebut.
TASS mengutip Pusat Komando Pertahanan Nasional Rusia bahwa radar pertahanan udara yang bertugas di Wilayah Militer Timur pada hari Minggu (26/9/2021) melihat target udara di atas Samudra Pasifik yang mendekati wilayah udara Rusia.
“Untuk mengidentifikasi dan mengawal pesawat asing tersebut, tiga pesawat tempur Sukhoi-35S dari pertahanan udara Daerah Militer Timur dikerahkan,” sebut Pusat Komando.
“Awak pesawat mengidentifikasi target sebagai pengebom B-52H strategis Angkatan Udara AS dan mengawalnya melewati perbatasan Samudra Pasifik. Tidak ada pelanggaran perbatasan negara Rusia atau pendekatan pesawat yang membahayakan di udara," kata pusat itu.
Baca juga: Sukhoi Checkmate, Jet Tempur Siluman Terbaru Rusia Pesaing F-35 Lockheed Martin
Baca juga: Rusia Tambah Armada Pesawat Bomber Supersonik Sukhoi SU-34
Militer Rusia mengatakan, pesawat tempur Sukhoi-25S kembali ke pangkalan setelah pesawat AS menjauh dari perbatasan Rusia.
“Rusia secara ketat mengikuti aturan internasional menggunakan wilayah udara,” kata pusat itu.
CNN telah menghubungi Pentagon untuk memberikan komentar atas peristiwa ini.
Insiden itu menandai salvo terbaru dalam beberapa tahun terakhir antara pesawat Rusia dan pesawat AS atau NATO.
Dilansir dari CNN, seorang pejabat NATO mengatakan, pada bulan Maret, NATO mengerahkan jet tempur 10 kali untuk melacak dan mencegat pesawat pengebom dan pesawat tempur Rusia yang terbang di atas Laut Utara, Laut Hitam dan Laut Baltik.
Baca juga: Dua Pesawat Pengebom Rusia TU-22M3 Terbang di Perairan Netral Laut Hitam Selama 5 Jam
Baca juga: China Siapkan Strategi Pertahanan Udara Hadapi Serangan Pesawat Pengebom AS
Dan pada Agustus 2020, dua pesawat Rusia mencegat pengebom B-52 Angkatan Udara AS di atas Laut Hitam dan di perairan internasional, menyebabkan turbulensi pada B-52 yang membatasi kemampuannya untuk bermanuver.
Akhir Desember 2020, dua pesawat pengebom Amerika lepas landas dari Amerika Serikat dan terbang di atas Timur Tengah.
Penerbangann dua B-52H Stratofortress itu dilaporkan sebagai pesan langsung pencegahan AS ke Iran.
Dilansir dari CBS pada Desember lalu, misi ini dilakukan AS untuk menekankan komitmen berkelanjutan Amerika ke Timur Tengah, menjelang penarikan pasukan dari Afghanistan dan Irak.
“Kemampuan untuk menerbangkan pesawat pengebom strategis ke belahan dunia lain dalam misi tanpa henti dan untuk secara cepat mengintegrasikannya dengan berbagai mitra regional menunjukkan hubungan kerja yang erat dan komitmen bersama kami terhadap keamanan dan stabilitas regional,” Jenderal Frank McKenzie, pejabat tinggi AS Komandan untuk Timur Tengah saat itu. (Tribunnews.com/TASS/CNN/CBS/Hasanah Samhudi)