Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Nousainogi atau upacara serah-serahan saat awal upacara perkawinan khususnya pada kekaisaran Jepang, untuk pertama kalinya ditiadakan saat perkawinan Putri Mako (29) dengan Kei Komuro (29).
Upacara ritual kekaisaran ini adalah salah satu upacara keluarga kekaisaran.
Dilakukan ketika keluarga kekaisaran ingin menikahi seseorang dan menjadi asal mula pernikahan.
Sejarah upacara sudah tua dan berasal dari zaman Kaisar Nintoku.
Mengikuti adat China, konon Kaisar Nintoku diberi hadiah saat menyambut permaisuri.
Secara umum dikatakan "sesuai dengan pemenuhan kewajiban", tetapi dapat dikatakan bahwa "upacara syukur" telah menyebar sebagai "pemenuhan kewajiban".
Kaisar dan permaisuri (dalam hal keraton, orang tua dari keluarga kerajaan atau kekaisaran), yang merupakan orang tua dari keluarga kerajaan, mengutus utusan ke rumah orang tua pasangan dengan membawa sesaji atau pesembahan.
Utusan itu memberi tahu orang tua dari pasangan nikah bahwa dia telah menikah dan mempersembahkan sebuah persembahan.
Orang tua menerima persembahan.
Baca juga: Putri Mako Kirim Pesan Video, Sampaikan Sambutan di Acara Festival Keramik di Gifu Jepang
Utusan itu melapor kepada kaisar dan permaisuri bahwa persembahan telah diterima.
Susunan Upacara Keluarga Kekaisaran Wanita
Keluarga kekaisaran wanita dan utusan dari pasangan pernikahan mengunjungi Istana Kekaisaran (istana) dengan persembahan.
Bendahara kekaisaran Jepang menyambut utusan itu.
Utusan itu memberi tahu dia tentang persetujuannya dan memberikan persembahan.
Bendahara memberikan persembahan kepada kaisar dan permaisuri dan memberi tahu mereka tentang penerimaan mereka.
Kaisar dan permaisuri menerima persembahan.
Bendahara memberi tahu utusan itu bahwa persembahan itu telah disampaikan kepada kaisar dan permaisuri.
Utusan itu melaporkan 'menerima' (accepted).
Setelah pembayaran selesai, perayaan akan diadakan. Perjamuan akan diadakan untuk memberi selamat dan memberikan kesempatan kepada para hadirin untuk memberikan selamat.
Persembahan yang ada seperti donsu (kain tenun sutera), sake dan ikan. Semua lambang kebahagiaan keberhasilan dan kesehatan (umur panjang).
Di era Showa dan Heisei, donsu (kain tenun) terbuat dari kain sutra, dan disesuaikan dengan jubah dan décolletage yang dikenakan di pesta pernikahan.
Untuk keluarga kerajaan pria, Putra Mahkota akan menerima 5 ikat donsu, putri akan menerima 3 ikat, dan untuk keluarga kekaisaran wanita, 2 ikat akan diberikan oleh pihak lain.
Sake adalah sake yang dikirim langsung dari penyedia tempat pembuatan bir ke Badan Rumah Tangga Kekaisaran, dan sea bream adalah sepasang ikan red sea bream jantan dan betina yang ditangkap di perairan dekat Jepang, tersusun dalam angka delapan di atas meja.
Dalam beberapa kasus, ikan air tawar disebut "ikan air tawar segar", dan Kunimaro Senge, yang menikahi Ratu Noriko, memberikan ikan air tawar dan sake suci Izumo Taisha, yang berfungsi sebagai minuman keras.
Sementara itu beasiswa (ke Jepang), belajar gratis di sekolah bahasa Jepang di Jepang, serta upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif melalui aplikasi zoom terus dilakukan bagi warga Indonesia secara aktif dengan target belajar ke sekolah di Jepang. Info lengkap silakan email: info@sekolah.biz dengan subject: Belajar bahasa Jepang.