TRIBUNNEWS.COM - Penasihat kesehatan Dr. Anthony S. Fauci menyerukan perlunya vaksinasi bagi warga negara Amerika Serikat yang belum divaksin, meski obat untuk penanganan Covid-19 tersedia.
"Banyak dari kematian itu tidak dapat dihindari tetapi banyak, banyak yang dapat dihindari, dan di masa depan akan dapat dihindari," ujar Dr. Fauci, yang merupakan direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular, kepada CNN, Minggu (3/10/2021) seperti yang dikutip NY Times.
Dr. Fauci sangat antusias dengan pengembangan pil anti-virus Merck yang baru, menyebutnya sebagai sesuatu yang "sangat penting."
Ia menekankan perbedaan yang mencolok dalam jumlah orang yang meninggal selama uji klinis Merck untuk pengobatan tersebut.
Baca juga: Fauci Puji Merck Obat Covid-19 yang Diklaim Bisa Turunkan Separuh Angka Kematian Di AS
Baca juga: Fauci Klaim Varian Mu Tidak Timbulkan Ancaman Langsung Bagi AS
Delapan pasien Covid-19 yang berada di "kelompok plasebo" meninggal sedangkan tidak ada yang meninggal dalam "kelompok yang menggunakan obat".
"Itu sangat mengesankan, jadi kami sangat menantikan penerapan ini dan efeknya pada orang yang terinfeksi," katanya.
Dalam pengumuman hasil uji klinisnya Jumat lalu, Merck mengatakan obatnya itu mampu mengurangi risiko rawat inap dan kematian akibat virus corona hingga setengahnya.
Fauci memperingatkan bahwa orang Amerika tidak harus menunda untuk divaksinasi hanya karena mereka percaya Covid-19 dapat disembuhkan dengan obat tersebut.
Meski obat baru itu dapat menurunkan risiko, cara terbaik untuk dilindungi diri adalah dengan menghindari infeksi, yaitu vaksinasi, katanya.
Mengenal Molnupiravir, Obat Produksi Merck untuk Covid-19, Turunkan Risiko Rawat Inap dan Kematian hingga 50%
Obat untuk penanganan Covid-19 yang diproduksi perusahaan farmasi Merck, menunjukkan hasil yang memuaskan dalam uji klinis tahap tiga.
Melalui situs resminya, Jumat (1/10/2021) pagi, Merck menyebut obatnya dapat menurunkan risiko rawat inap dan kematian akibat Covid-19 hingga 50 persen pada orang yang baru saja didiagnosis dan berisiko terkena gejala parah.
Bersama mitranya, Ridgeback Biotherapeutics, Merck menyebut mereka akan mendaftarkan obat mereka untuk Izin Penggunaan Darurat dari FDA sesegera mungkin.
Peserta Uji Klinis: Pasien Covid-19 dengan Komorbid yang Baru Saja Didignosis Positif