Dibutuhkan biaya $300 juta per tahun untuk impor listrik dari keempat negara tersebut, menurut The Khaama Press News Agency.
3. Keamanan ala Taliban Buat Angka Kejahatan di Afghanistan Turun, Pencuri Diarak hingga Digantung
Situasi aman telah kembali ke Kabul, Afghanistan sejak Taliban menyerbu pada 15 Agustus 2021, APNews melaporkan.
Beberpa jalan antar kota kembali dibuka dan bahkan diberi lampu hijau untuk perjalanan beberapa organisasi bantuan internasional.
Hal itu berbanding terbalik dengan situasi Afghanistan saat berada di bawah pemerintah yang digulingkan, yang didukung Amerika Serikat (AS) selama 20 terkahir.
Saat itu, banyak gerombolan pencuri yang telah mengusir sebagian orang, dan banyak jalan-jalan minim penerangan.
Suap, penggelapan, korupsi juga kerap terjadi di instansi pemerintahan seperti kantor polisi.
Baca juga: Walau Ditakuti, Hukum Versi Taliban Dinilai Bebas Korup Tak Seperti Pemerintah yang Didukung AS
Baca juga: Taliban makin kuat di Afghanistan sejak bersepakat dengan AS, Pentagon mengakui
Berkurangnya tindak kejahatan tersebut dikarenakan orang-orang takut dengan cara keras Taliban dalam menegakkan keamanan.
Selama terakhir kali Taliban berkuasa di akhir 1990-an, mereka menawarkan sistem trade-off.
Mereka membawa stabilitas yang sangat dicari orang Afghanistan dan menghilangkan korupsi, tetapi mereka juga memaksakan interpretasi keras mereka terhadap hukum Islam.
Hukuman itu seperti potong tangan, eksekusi pembunuh dengan satu peluru di kepala dan semua dilakukan di depan umum.
Polisi agama memukuli laki-laki karena mencukur jenggot mereka atau karena tidak salat.