TRIBUNNEWS.COM – Mantan Sekretaris Pers Gedung Putih, Stephanie Grisham, blak-blakan tentang perubahan sikapnya atas kepemimpinan Presiden AS Donald Trump.
Ia mengatakan kepada Jake Tapper dari CNN bahwa ia akan bersaksi di depan Komite DPR AS yang menyelidiki peristiwa 6 Januari, jika diminta.
“Ya, saya akan bekerja sama jika mereka memintanya. Saya telah melakukan beberapa percakapan lepas tentang hal ini. Namun saya belum diminta secara resmi,” ujar Grisham, Selasa (5/10/2021).
“Tetapi saya akan bekerja sama jika diperlukan, tentu saja,” ujarnya. Grisham mengundurkan diri dari perannya di Sayap Timur pada 6 Januari
Peristiwa 6 Januari adalah pemberontakan di Gedung Capitol AS, yang diduga mencegah pengukuhan kemenangan Joe Biden dalam pemilihan presiden 2020 lalu.
Baca juga: Facebook Tangguhkan Akun Trump Selama 2 Tahun karena Unggahannya Dianggap Memicu Kerusuhan Capitol
Baca juga: Donald Trump Digugat Polisi Capitol Atas Keterlibatannya dalam Serangan di Gedung Capitol AS
Grisham yakin bahwa Trump sedang mencoba untuk melakukan kudeta. Ia merujuk pada tindakan Trump yang menghasut peristiwa 6 Januari, ketidaksetiaan terhadap mantan Wakil Presiden Mike Pence, dan usaha Trump untuk meyakinkan masyarakat bahwa pemilihan itu telah dicurangi, padahal kenyataannya tidak.
Balas Dendam
Dalam wawancaranya dengan CNN dalam program The Lead, Stephanie mengungkapkan rasa takutnya atas apa yang akan terjadi jika Trump mencalonkan diri pada pemilihan presiden 2024 dan kembali berkuasa.
Grisham mengatakan jika Trump mencalonkan diri dan memenangkan Gedung Putih pada 2024, negara itu akan menghadapi kebijakan yang sangat kejam.
"Dia akan bisa melakukan apapun yang dia inginkan dan kita semua tahu akan ada pembalasan, akan ada balas dendam," kata Grisham.
Grisham memperkirakan mereka yang telah menggaung-gaungkan bahwa kemenangan Trump telah dicuri dan mereka yang terlibat dalam kerusuhan mematikan di Capitol pada 6 Januari akan menjadi bagian dari tim Trump jika menang pilpres nanti.
Baca juga: Pendukung Trump Ingin Ledakkan Capitol AS dan Bunuh Anggota Kongres
Baca juga: Pengacara Donald Trump Bersikeras Kerusuhan di Capitol Tak Ada Hubungannya dengan Mantan Presiden
"Saya punya firasat bahwa 1/6 dari kelompoknya mungkin bekerja di Gedung Putih pada 2024. Atau Sidney Powells atau Rudy Giulianis," kata Grisham.
Grisham menambahkan, "Fakta bahwa dia mendorong kebohongan pemilihan ini menakutkan bagi saya. Dan fakta bahwa dia adalah yang terdepan saat ini ... jika dia mencalonkan diri untuk jabatan itu menakutkan bagi saya."
Kandidat Lain
Grisham pun mengaku bahwa ia tidak memilih Trump pada pilpres 2020 lalu, meski saat itu ia masih bekerja di Sayap Timur untuk mantan ibu negara Melania Trump.
Stephanie Grisham, yang bekerja sebagai Direktur Komunikasi East Wing, Sekretaris Pers Gedung Putih dan kepala staf untuk Melania Trump selama pemerintahan Trump, menyadari bahwa ia berharap ada kandidat lain presiden dari Partai Republik.
"Anda berbicara tentang bagaimana Anda berharap ada semacam opsi ketiga untuk Anda pilih. Anda tidak mendukung Biden dan kebijakannya, tetapi Anda benar-benar waswas tentang Donald Trump pada saat itu, dan Anda berharap ada seorang Republikan lain yang Anda ingin pilih karena Anda seorang Republikan konservatif," kata Jake Tapper dalam wawancara itu.
Baca juga: Pendukung Donald Trump Merasa Dikhianati saat Presiden Akui Kemenangan Biden & Kecam Insiden Capitol
Baca juga: Ivanka Trump Sebut Perusuh di Capitol AS sebagai Patriot Amerika
"Apakah Anda memilih Donald Trump pada tahun 2020?" tanya Tapper.
"Tidak," jawab Grisham.
Ia menambahkan, dia menulis kandidat yang berbeda namun i menolak menyebutkan nama orang itu.
Grisham menulis buku “I’ll Take Your Questions Now” yang diterbitkan baru-baru ini. Buku ini menceritakan masa ia bekerja untuk Trump dan mantan ibu negara.
Meski posisinya sebagai sekretaris pers Gedung Putih, namun Stephanie Grisham tidak pernah memberikan konperensi pers.
Baca juga: Trump Gerakkan Massa Capitol Lewat Cuitan, Kini Twitternya Diblokir dan Terancam Dibekukan Selamanya
Grisham menggambarkan budaya pelecehan di Gedung Putih. Ia mengatakan Trump sangat kejam ketika dia meneriaki stafnya.
"Butuh waktu sangat lama bagi saya untuk menyadari bahwa itu adalah budaya pelecehan di sana. Anda hanya ingin membuat Donald Trump bahagia. Anda tidak ingin dia meneriaki Anda ... Anda belajar bahwa Anda harus memberinya jawaban yang dia inginkan atau dia akhirnya akan menyingkirkan Anda," kata Grisham.
Grisham menggambarkan kemarahan Trump itu seperti berteriak langsung ke depan muka anak buahnya.
"Mengerikan saat dia meneriakimu. Mengerikan. Saya rasa, dia sangat New York. Dia sangat kejam saat meneriakimu." kata Grisham. (Tribunnews.com/CNN/Hasanah Samhudi)