News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik di Afghanistan

Pertemuan Taliban dengan Delegasi Inggris: Bicara soal Jalur Keluar yang Aman hingga Serangan ISIS

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Miftah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Juru Bicara Taliban Zabihullah Mujahid (tengah) berbicara kepada media di bandara di Kabul pada 31 Agustus 2021, setelah AS menarik semua pasukannya keluar dari negara itu untuk mengakhiri perang 20 tahun.

TRIBUNNEWS.COM - Delegasi Inggris untuk Afghanistan bertemu dengan para pemimpin senior Taliban di Kabul, Selasa (5/10/2021).

Pertemuan ini merupakan yang pertama sejak Inggris menarik pasukannya dari Afghanistan pada Agustus lalu.

Dilansir Independent, pemimpin senior Taliban bertemu dengan Sir Simon Gass, perwakilan tinggi Inggris untuk Afghanistan, serta Martin Longden, kuasa usaha di Doha.

Mereka membahas sejumlah masalah, termasuk jalur perjalanan yang aman bagi mereka yang berhak pergi ke Inggris, masalah krisis kemanusiaan, serta meningkatnya serangan yang dilakukan oleh ISIS di negara tersebut.

Namun, sumber diplomatik senior Inggris menekankan bahwa kunjungan delegasi tersebut tidak menandakan bahwa Inggris mengakui Taliban sebagai pemerintah yang sah di Afghanistan.

Baca juga: Afghanistan Terancam Kembali ke Abad Kegelapan karena Taliban Tak Bayar Listrik

Baca juga: Rebutan Kekuasaan, Taliban Kini Mulai Berkonflik dengan ISIS-K

Menteri Luar Negeri Taliban, Amir Khan Muttaqi (tengah) (AFP)

Beberapa negara seperti Pakistan dan Qatar telah menyerukan pengakuan internasional mereka terhadap rezim Taliban.

Ada keengganan di antara negara-negara barat untuk melakukan hal serupa.

Taliban dinilai gagal mengedepankan pemerintahan yang inklusif, dan justru melakukan serangan balas dendam terhadap lawan-lawannya.

Taliban juga mempraktikkan diskriminasi yang meluas terhadap perempuan.

Permintaan Taliban

Abdul Qahar Balkhi, juru bicara kementerian luar negeri Taliban, mengatakan pihaknya meminta bantuan para pejabat Inggris untuk membantu melepaskan ratusan juta dolar aset Afghanistan yang telah dibekukan di luar negeri.

Balkhi menambahkan pemerintahnya ingin memulai babak baru hubungan yang konstruktif dengan Inggris.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini