Deplu AS juga memperingatkan bahwa Taliban akan dinilai dari tindakan mereka, bukan dari janjinya.
Baca juga: Keamanan ala Taliban Buat Angka Kejahatan di Afghanistan Turun, Pencuri Diarak hingga Digantung
Baca juga: Taliban makin kuat di Afghanistan sejak bersepakat dengan AS, Pentagon mengakui
Taliban, dalam pernyataannya, mengatakan bahwa diskusi rinci diadakan pada semua masalah yang relevan.
“Upaya harus dilakukan untuk memulihkan hubungan diplomatik ke keadaan yang lebih baik,” sebut pihak Taliban.
"Pertemuan di mana pembicaraan terbuka dianggap sebagai kesempatan yang baik untuk saling pengertian dan disepakati bahwa pertemuan seperti itu akan terus diadakan di masa depan jika diperlukan," katanya.
Pembicaraan itu diadakan saat Afghanistan menghadapi apa yang dikhawatirkan para pekerja bantuan adalah krisis kemanusiaan yang parah.
Sekretaris Jenderal PBB António Guterres memperingatkan pada konferensi donor bulan lalu di Jenewa bahwa tingkat kemiskinan melonjak dan layanan publik hampir runtuh.
Baca juga: Kemampuan Taliban Kuasai Afghanistan di Luar Prediksi Amerika Serikat
Baca juga: 1 Bulan Taliban Berkuasa, Tak Terdengar Lagi Suara Musik di Afghanistan
Bank Dunia menyebutkan, sekitar 40 persen dari PDB negara berasal dari bantuan.
AS membekukan 10 miliar dolar AS (sekitar Rp 140 triliun) aset bank sentral negara itu setelah Taliban merebut Kabul pada 15 Agustus. (Tribunnews.com/UPI/BBC/Hasanah Samhudi)