News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Buka Perbatasan, Singapura Bersiap Hidup Berdampingan dengan Covid-19

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Tiara Shelavie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pekerja kantor berjalan keluar saat istirahat makan siang di kawasan bisnis keuangan Raffles Place di Singapura pada 5 Agustus 2021.

TRIBUNNEWS.COM - Singapura membuka perbatasannya ke lebih banyak negara untuk perjalanan bebas karantina.

Dilansir Reuters, negara ini tengah membangun kembali statusnya sebagai pusat penerbangan internasional dan bersiap hidup berdampingan dengan Covid-19 atau new normal

Mulai 19 Oktober, orang yang sudah divaksinasi penuh dari delapan negara, termasuk Inggris, Prancis, Spanyol, dan Amerika Serikat dapat memasuki Singapura tanpa karantina jika lolos tes Covid-19.

Hal ini disampaikan pemerintah Singapura pada Sabtu lalu.

Negara Asia Tenggara ini merupakan salah satu pusat perjalanan dan keuangan terbesar di dunia.

Baca juga: POPULER Internasional: Gempa di Tokyo Jepang | Sosok Profesor Singapura yang Puji Jokowi Jenius

Baca juga: Kasus Covid-19 Menurun, NasDem Dorong Pemerintah Fokus Ciptakan Lapangan Pekerjaan

File foto ini diambil pada 23 Juni 2021 menunjukkan orang-orang berjalan di sekitar pusaran hujan di Jewel Changi Airport di Singapura. (Roslan RAHMAN / AFP)

Singapura menjadi rumah bagi kantor pusat Asia dari ribuan perusahaan global yang eksekutifnya telah lama mengandalkan konektivitas Singapura.

Negara berpenduduk 5,45 juta orang ini melaporkan rekor infeksi Covid-19 harian lebih dari 3.000 selama beberapa hari terakhir, meskipun hampir semua kasus tidak menunjukkan gejala atau ringan.

Sekitar 83% dari populasi sudah divaksinasi lengkap, menjadi salah satu yang tertinggi di dunia.

Singapura baru-baru ini menerapkan kembali pembatasan virus corona untuk mengulur waktu bersiap menghadapi wabah ini.

Sayangnya langkah ini banyak menuai kritik.

Perdana Menteri Lee Hsien Loong mengatakan Singapura akan mencapai normal baru dan dapat mengurangi pembatasan ketika kasus Covid-19 sudah stabil, bahkan jika jumlahnya ratusan.

"Kami membutuhkan setidaknya tiga bulan, dan mungkin selama enam bulan, untuk sampai ke sana," kata Lee dalam pidatonya.

Wakil Presiden AS Kamala Harris (kanan) berdiri di samping Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong saat upacara penyambutan di Istana di Singapura pada 23 Agustus 2021. (EVELYN HOCKSTEIN / POOL / AFP)

"Setelah lonjakan ini stabil, kita mungkin masih melihat lonjakan di masa depan, terutama jika varian baru muncul."

"Kita mungkin harus menginjak rem lagi jika kasus tumbuh terlalu cepat, untuk melindungi sistem perawatan kesehatan dan petugas kesehatan kita," kata Lee.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini