TRIBUNNEWS.COM, ORENBURG - Korban tewas akibat keracunan massal terkait konsumsi alkohol ilegal di barat daya Rusia telah naik menjadi 34 orang pada hari Minggu kemarin.
"24 orang lainnya kini sedang menjalani perawatan di rumah sakit," kata pihak berwenang setempat.
Dikutip dari laman Channel News Asia, Senin (11/10/2021), penyelidik di wilayah Orenburg membuka kasus kriminal ini setelah puluhan orang mengalami 'sekarat' karena keracunan alkohol pada pekan lalu.
Sejak saat itu, polisi menahan 10 orang dalam penyelidikan terkait produksi dan penjualan alkohol secara ilegal.
"Ada 67 korban alkohol ilegal yang diketahui di wilayah tersebut, 34 diantaranya telah meninggal," kata pemerintah daerah Orenburg.
Sementara itu 7 dari orang yang dirawat di rumah sakit saat ini berada dalam kondisi buruk, bahkan 4 diantaranya menggunakan ventilator.
Baca juga: Ditresnarkoba Polda Metro Bubarkan Kerumunan 3 Kafe di Jaksel, Minuman Beralkohol Juga Disita
Kepolisian setempat menyita 2.000 botol alkohol pada Sabtu lalu dan mengatakan telah mengidentifikasi alkohol itu mengandung metanol yang beracun.
Perlu diketahui, kasus keracunan alkohol massal sebelumnya pernah mengejutkan negara tersebut di masa lalu.
Pada 2016, 77 orang di Siberia meninggal karena mengkonsumsi minyak untuk mandi yang dicampur dengan alkohol, demi mendapatkan minuman menyerupai alkohol.
Orang Rusia telah lama memiliki reputasi sebagai peminum terberat di dunia.
Namun konsumsi terhadap minuman yang memberikan efek mabuk ini telah menurun dalam beberapa tahun terakhir.
Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2019, angka turunnya mencapai 43 persen dari 2003 hingga 2016 lalu.
Penurunan angka ini tentu saja telah menyebabkan peningkatan pesat dalam harapan hidup bagi warga Rusia.