TRIBUNNEWS.COM, LONDON – Seorang pejabat China mengatakan, negara tersebut bersiap menguji puluhan ribu sampel bank darah dari Kota Wuhan sebagai bagian dari penyelidikan asal-usul Covid-19.
Langkah ini dilakukan di tengah semakin kencangnya desakan kepada China agar terbuka bagi informasi tentang munculnya virus Corona yang menimbulkan pandemi Covid-19.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menilai simpanan 200 ribu sampel darah di China, termasuk yang berasal dari akhir tahun 2019, kemungkinan sumber informasi utama yang dapat membantu menentukan kapan dan di mana virus Corona pertama kali menular ke manusia.
Sampel itu disimpan di Pusat Darah Wuhan, China, dan diperkirakan mencakup sampel di tahun 2019.
Cakupan waktu ini memberikan sampel jaringan waktu nyata dari sejumlah besar populasi di kota China di mana SARS-CoV-2 diperkirakan pertama kali menginfeksi manusia.
Baca juga: China Usulkan Pandangan Sendiri Soal Asal-usul Covid-19, Bisa Saja Diimpor ke Wuhan. . .
Baca juga: Perusahaan Amerika yang Didanai AS Disebut Meneliti Virus Corona di Lab Wuhan Sejak 2014
Pejabat China tersebut mengatakan sampel bank darah telah disimpan selama dua tahun, sebagai tindakan berjaga-jaga jika diperlukan sebagai bukti dalam setiap tuntutan hukum terkait dengan asal dari donor darah.
Masa tunggu dua tahun itu akan segera berakhir dari Oktober dan November 2019, ketika sebagian besar ahli berpikir virus itu pertama kali dapat menginfeksi manusia.
Seorang pejabat dari Komisi Kesehatan Nasional China, mengatakan kepada CNN bahwa persiapan pengujian saat ini sedang berlangsung, dan pengujian yang dikonfirmasi akan dilakukan setelah batas dua tahun tercapai.
"Ini memberikan sampel real time terdekat untuk membantu kami memahami waktu kejadian wabah," kata Yanzhong Huang, rekan senior untuk kesehatan global di Council on Foreign Relations.
Kepala tim China yang menangani investigasi WHO, Liang Wannian, pertama kali mengatakan dalam konferensi pers Juli bahwa China akan menguji sampel.
Baca juga: Penyelidik WHO: Pasien Awal Covid-19 Diduga Pekerja Laboratorium di Wuhan
Baca juga: Badan Intelijen AS Dilaporkan Meretas Server Cloud Terkait Sampel Virus Laboratorium Wuhan
Ia menambahkan, begitu para ahli China mendapatkan hasilnya, mereka akan mengirimkannya ke pakar China dan tim asing.
Liang mengatakan sampel berasal dari tabung pembuka kantong darah donor, ditutup rapat dan kemudian disimpan.
Para ahli China telah membuat beberapa penilaian dan evaluasi pada metode pengujian dan rencana tindakan, yang akan dilaksanakan setelah berakhirnya batas waktu dua tahun.
Para ahli mengatakan, sampel yang disimpan dengan benar akan dapat mengandung informasi penting dari antibodi pertama yang dibuat oleh manusia untuk melawan penyakit tersebut.
Liang mengatakan pada bulan Juli bahwa sementara kasus pertama yang dilaporkan terjadi di Wuhan pada 8 Desember, "penelitian kami dan makalah penelitian terkait sebelumnya dari para ilmuwan Tiongkok sepenuhnya memperkirakan 8 Desember mungkin bukan kasus utama. Mungkin ada kasus lain yang terjadi sebelumnya."
Baca juga: Soal Asal-usul Virus Corona, China Tolak Rencana WHO Kembali Selidiki Teori Kebocoran Lab Wuhan
Baca juga: Ilmuwan China Bantah Teori Covid-19 Berasal dari Kebocoran Institut Virologi Wuhan
Epidemiolog dari Universitas Columbia, Profesor Maureen Miller, mengatakan pengujian sampel tersebut akan berisi petunjuk penting.
Miller mendesak China untuk mengizinkan para ahli asing untuk mengamati prosesnya. "Tidak ada yang akan percaya hasil apa pun yang dilaporkan China kecuali setidaknya ada pengamat yang memenuhi syarat," katanya.
“Sampel bahkan mungkin menunjukkan siapa yang pertama kali terinfeksi, di mana, dan usia serta pekerjaan mereka,” tambah Miller.
Dr. William Schaffner, dari divisi penyakit menular Departemen Kedokteran Universitas Vanderbilt, mengatakan sampel tersebut memberi kesempatan untuk mengetahui dengan tepat kapan virus ini mulai menginfeksi manusia.
Schaffner menyarankan sampel dapat dibawa ke Jenewa, atau tujuan netral lainnya, untuk mengizinkan para ahli WHO untuk mengambil bagian dalam pengujian.
Baca juga: Beijing Dukung Petisi Usut Lab Fort Detrick AS dan Asal Muasal Virus Corona
Baca juga: China Usulkan Pandangan Sendiri Soal Asal-usul Covid-19, Bisa Saja Diimpor ke Wuhan. . .
Presiden AS Joe Biden telah memberi waktu 90 hari kepada tim intelijen AS untuk mencari tahu asal-usul Covid-19.
Namun laporan tim investigasi ini tidak dapat menentukan apakah virus ini menular dari hewan ke manusia atau akibat kebocoran laboratorium.
Presiden Joe Biden, saat menerima versi rahasia dari laporan tersebut, mengatakan bahwa informasi penting tentang asal-usul Covid-19 ada di China.
“Namun sejak awal, pejabat pemerintah di China mencegah penyelidik internasional dan anggota komunitas kesehatan global untuk mengaksesnya,” katanya.
Sebaliknya China bersikeras telah transparan dan membantu penyelidikan WHO.
Pernyataan terbaru tentang teori virus bocor dari laboratorium, China justru menuduh bahwa virus bocor dari laboratorium Fort Detrick, di Maryland, AS, and China ingin agar dilakukan pemeriksaan tentang hal ini. (Tribunnews.com/CNN/Hasanah Samhudi)