Suu Kyi didakwa serangkaian pelanggaran, diantaranya melanggar aturan Covid-19, mengimpor barang secara ilegal, memiliki radio dua arah, menghasut publik, dan melanggar Undang-Undang Rahasia Resmi.
Dalam korespondensi terbarunya dengan media, Khin Maung Zaw pada Selasa memberikan ringkasan kesaksian dari rekan Suu Kyi, yakni Presiden Win Myint.
Win Myint mengatakan kepada pengadilan bahwa militer menyuruhnya mengundurkan diri beberapa jam sebelum kudeta dengan beberapa ancaman.
Namun Presiden Win Myint menolak permintaan itu.
Pengacara itu mengatakan, Suu Kyi meminta dirinya untuk mengumumkan kesaksian Win Myint.
Sebelumnya, militer Myanmar menyatakan tidak akan menghalangi kunjungan utusan ASEAN.
Namun, mereka tidak mengizinkan utusan menemui Aung San Suu Kyi karena didakwa melakukan kejahatan.
Baca juga: Militer Myanmar Tak Akan Izinkan Utusan Khusus ASEAN Bertemu Aung San Suu Kyi
Baca juga: Eks Presiden Myanmar Win Myint Mengaku Dipaksa Militer untuk Mundur Beberapa Jam Sebelum Kudeta
Selain menyampaikan perihal Suu Kyi, juru bicara militer Zaw Min Tun juga menyinggung penundaan oleh PBB dalam menyetujui pencalonan para jenderal untuk duta besar PBB.
Menurutnya hal tersebut bermotif politik dan berstandar ganda.
Menurut laporan Al Jazeera, utusan khusus ASEAN untuk Myanmar, Erywan Yusof berharap bisa mengunjungi negara itu sebelum pertemuan puncak pada akhir Oktober ini.
Pernyataan juru bicara itu muncul di tengah meningkatnya tekanan pada militer Myanmar untuk menerapkan lima poin yang disetujui oleh Jenderal Senior Min Aung Hlaing pada bulan April dengan para pemimpin ASEAN di Jakarta.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)