TRIBUNNEWS.COM - Lebih dari 40 orang tewas dan puluhan lainnya terluka setelah ledakan bom yang menghancurkan masjid di kota Kandahar, Afghanistan pada Jumat (15/10/2021).
Ledakan terjadi saat salat Jumat di masjid Bibi Fatima, masjid terbesar bagi jamaah Syiah di kota itu.
Dikutip dari Al Jazeera, Hafiz Sayeed, kepala Taliban untuk departemen kebudayaan dan informasi Kandahar, melaporkan sedikitnya 47 orang tewas dan 70 lainnya luka-luka akibat ledakan.
Juru bicara kementerian dalam negeri, Sayed Khosti, mengungkapkan kesedihannya melalui Twitter.
"Kami sedih mengetahui ledakan terjadi di sebuah masjid persaudaraan Syiah di distrik pertama kota Kandahar, di mana sejumlah rekan kami menjadi martir dan terluka," tulis Khosti.
Baca juga: Gadis di Bawah Umur Afghanistan Dinikahkan dengan Pria Paruh Baya, Imbalannya Ternak atau Senjata
Baca juga: Sekjen PBB Kecam Taliban, Dianggap Tak Tepati Janjinya kepada Wanita dan Anak Perempuan Afghanistan
Pasukan khusus Taliban tiba di daerah itu dan membawa para pelaku ke pengadilan.
Sebuah pernyataan oleh kantor berita Amaq mengatakan, Negara Islam Provinsi Khorasan (ISIS-K) mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.
"Pembom bunuh diri pertama meledakkan rompi peledaknya, di sebuah lorong masjid, sementara pembom bunuh diri kedua meledakkan rompi peledaknya di tengah masjid," kata kelompok bersenjata itu.
Afiliasi kelompok tersebut di Afghanistan juga mengaku bertanggung jawab atas pemboman serupa yang menewaskan puluhan jamaah Syiah di sebuah masjid di kota utara Kunduz, seminggu sebelumnya.
Seorang saksi serangan pada hari Jumat mengatakan kepada kantor berita AFP, dia mendengar tiga ledakan, satu di pintu utama masjid, satu lagi di daerah selatan, dan yang ketiga di tempat mandi jemaah.
Saksi lain bernama Murtaza mengatakan empat pelaku bom bunuh diri menyerang masjid.
Dua di antaranya meledakkan bom di sebuah gerbang keamanan.
Sementara dua lainnya lari ke dalam dan menyerang jemaah.
Foto-foto yang diunggah oleh wartawan di media sosial menunjukkan banyak orang yang tampaknya tewas atau terluka parah di lantai masjid yang berdarah.