Selain itu 7 anggota keluarga dan korban yang berduka itu berpartisipasi dalam persidangan itu.
Yoshinori Tahara (56) kehilangan putra keduanya Hiroshi.
Sebagai perwakilan dari asosiasi keluarga korban, Yoshinori Taharamemasuki Kantor Kejaksaan Distrik Nagano pagi hari untuk pertemuan persidangan.
Tahara mengenakan dasi kenang-kenangan dari Hiroshi dan mengucapkan terima kasih kepada pers sebelum memasuki gedung.
Menurut pengacara keluarga korban, total 17 orang, termasuk keluarga yang ditinggalkan dan korban luka-luka seperti Tahara, berpartisipasi dalam persidangan.
Kecelakaan itu terjadi lima tahun lalu, sekitar pukul 02.00 dini hari tanggal 15 Januari 2016.
Di jalan raya nasional di Kota Karuizawa, Prefektur Nagano, sebuah bus wisata ski melaju dengan kecepatan sekitar 95 km/jam dan jatuh ke sisi jalan tanpa dapat berbelok di tikungan.
Peristiwa ini menewaskan total 15 penumpang, termasuk 13 mahasiswa dan 2 awak, 26 orang terluka.
Perusahaan Tokyo "ESP", yang mengoperasikan bus, tidak melakukan roll call sebelum hari keberangkatan, dan tidak membuat buku besar yang mencatat kondisi kesehatan pengemudi yang meninggal.
Setelah kecelakaan itu, Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi dan Pariwisata Jepang meninjau langkah-langkah keselamatan bus.
Sistem audit untuk perusahaan bus telah diperkuat, izin usaha perusahaan bus carteran diperbarui setiap 5 tahun, lisensi dicabut jika langkah-langkah keamanan tidak mencukupi.
Dan jika ditemukan pelanggaran serius dalam audit mendadak, maka dilarang beroperasi.
Pada bulan Juni 2017, lebih dari setahun setelah kecelakaan itu, Polisi Prefektur Nagano memutuskan melakukan rekonstruksi mengemudikan bus besar untuk presiden "ESP" dan mantan karyawan yang bertanggung jawab atas manajemen operasi.
Pimpinan perusahaan diperkirakan dapat melihat kemungkinan terjadinya kecelakaan serius.
Baca juga: FAKTA Kecelakaan Maut di Tol Cipularang: Bos Indomaret Meninggal, Sopir Kontainer Diburu Polisi