Ini merupakan wawancara pertama al Jabri setelah putranya Omar al-Jabri (23) dan putrinya Sarah al-Jabri (21) ditahan di Riyadh pada Maret 2020.
Menantunya juga dilaporkan diculik untuk dibawa paksa ke Arab Saudi dan disiksa hingga ditahan.
Pengadilan Saudi menghukum kedua anak al-Jabri masing-masing sembilan dan enam setengah tahun penjara, karena pencucian uang dan secara tidak sah berusaha melarikan diri dari Arab Saudi, menurut kelompok hak asasi.
Pemerintah Saudi mengatakan kepada CBS News bahwa al-Jabri adalah mantan pejabat pemerintah yang didiskreditkan karena kerap menyebarkan kebohongan untuk menutupi dugaan kejahatan keuangan yang menjeratnya.
Sebelumnya, otoritas Saudi telah mengeluarkan permintaan ekstradisi dan pemberitahuan Interpol untuk al-Jabri karena kasus dugaan korupsi.
Namun al-Jabri mengklaim kekayaannya berasal dari kemurahan hati keluarga kerajaan yang dia layani.
Dilansir Reuters, Saad al-Jabri sebelumnya menjabat sebagai ajudan untuk Pangeran Mohammed bin Nayef, yang digulingkan Pangeran MBS sebagai pewaris takhta dalam kudeta istana pada 2017.
Baca juga: Saudi-Iran Gelar Negosiasi Rahasia, Pangeran MBS Ingin Bersahabat dengan Teheran
Baca juga: Kemenag: Sistem Umrah Satu Pintu untuk Bangun Kepercayaan Arab Saudi
Pada Agustus 2019, al-Jabri mengajukan gugatan di pengadilan AS yang menyeret nama Pangeran MBS.
Dalam gugatan tersebut, putra mahkota Saudi itu dikatakan mengirim Tiger Squad untuk membunuhnya pada Oktober 2018.
Namun rencana itu gagal karena agen perbatasan Kanada tidak mengizinkan mereka masuk.
Diketahui laporan pembunuhan berencana kepada Jabri terjadi beberapa hari setelah pembunuhan Jamal Khashoggi.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)