News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kerusuhan Kudeta Sudan, Demonstran yang Terluka Sembunyi di Bawah Kasur saat Dicari Militer

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Whiesa Daniswara
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pengunjuk rasa Sudan mengibarkan bendera nasional saat mereka berkumpul di 60th Street di ibu kota Khartoum, untuk mengecam penahanan oleh tentara anggota pemerintah, pada 25 Oktober 2021.

"Banyak yang datang dengan gegar otak," jelas Salman.

Di antara korban terluka adalah Muhanad (17) yang tertembak di tulang belakang.

Setelah tersiar kabar kudeta, Muhanad berjalan lebih dari 15 km dari rumahnya menuju markas militer bersama ribuan pengunjuk rasa lainnya.

Tetapi ketika rombongannya sampai di markas militer, mereka diadang Pasukan Pendukung Cepat, paramiliter yang terkenal kejam, dan pasukan keamanan lainnya.

"Kami melarikan diri dan terus berlari. Tapi kemudian saya tertembak dan melihat banyak lainnya jatuh, di antaranya seorang pria tua yang meninggal," ujar Muhanad.

Pengunjuk rasa lainnya, Mohamed (21) mengaku dipukuli hingga pingsan.

Jenderal tertinggi militer Sudan, Abdel Fattah al-Burhan berbicara pada konferensi pers di Komando Umum Angkatan Bersenjata di Khartoum pada 26 Oktober 2021. (AFP)

Baca juga: Kudeta di Sudan: Sedikitnya 7 Demonstran Tewas, 140 Lainnya Terluka

Baca juga: Upaya Kudeta di Sudan: Militer Tahan PM dan Pejabat, Internet Mati hingga Penerbangan Ditangguhkan

"Mereka meminta saya untuk mengatakan 'militer' (merujuk pada nyanyian kata 'sipil' oleh para demonstran yang menentang kudeta) tetapi saya tidak mengatakan sepatah kata pun."

"Jadi delapan dari mereka mengepung saya dan terus memukuli saya dengan tongkat, dan salah satu dari mereka berdiri di atas kepala saya sebelum mencukur rambut saya," kata Mohamed.

Kekerasan tidak hanya terjadi pada warga sipil, tapi juga pejabat Sudan yang ditangkap militer.

Menteri Luar Negeri dari pemerintahan yang dibubarkan, Mariam al-Mahdi mengatakan kepada AP News bahwa istri Menteri Urusan Kabinet Khalid Omar bercerita kepadanya soal penyiksaan militer kepada sang suami.

"Mereka (pasukan militer) membawa Khalid tanpa alas kaki, hanya mengenakan pakaian tidurnya," katanya, menjelaskan bahwa Khalid juga dianiaya selama penangkapan.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini