Namun, persentase anak kecil yang sudah divaksinasi rendah.
Tingkat vaksinasi AS untuk anak berusia 12 hingga 15 tahun mengikuti kelompok usia lain sekitar 47 persen.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sejak Mei telah mendesak negara-negara kaya untuk mempertimbangkan kembali rencana untuk memvaksinasi anak-anak.
Sebagai gantinya WHO menyumbangkan vaksin Covid-19 ke program COVAX untuk didistribusikan ke negara-negara miskin.
Pfizer dan BioNTech sedang mencari izin untuk dosis vaksin 10 mikrogram yang lebih rendah pada anak kecil, dibandingkan 30 mikrogram untuk mereka yang berusia 12 tahun ke atas.
Suntikan telah diizinkan untuk usia 12-15 sejak Mei.
Baca juga: Peran Swasta Dibutuhkan untuk Percepat Vaksinasi di Luar Pulau Jawa-Bali
Baca juga: Pria 25 Tahun Meninggal karena Covid-19, Berencana Divaksin 2 Hari Sebelum Dinyatakan Positif
Perusahaan mengatakan vaksin mereka menunjukkan kemanjuran 90,7 persen melawan virus corona dalam uji klinis anak-anak berusia 5 hingga 11 tahun.
Para penasihat memperhatikan dengan cermat tingkat peradangan jantung yang disebut miokarditis yang telah dikaitkan dengan vaksin Pfizer-BioNTech dan Moderna, terutama pada pria muda.
Beberapa anggota forum menyarankan bahwa karena risiko miokarditis, vaksin harus diberikan kepada kelompok anak-anak yang lebih spesifik, seperti yang memiliki kondisi yang membuat mereka lebih mungkin dirawat di rumah sakit.
"Ada anak-anak tertentu yang harus divaksinasi. Pertanyaan tentang seberapa luas penggunaannya, saya pikir itu penting," kata Eric Rubin, Pemimpin Redaksi New England Journal of Medicine.
Jika diizinkan, vaksin Pfizer/BioNTech kemungkinan akan menjadi satu-satunya yang tersedia untuk kelompok usia tersebut di Amerika Serikat untuk beberapa waktu.
(Tribunnews.com/Yurika)