TRIBUNNEWS.COM, MOSKWA - Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan kepada para pemimpin dunia di KTT G20 Roma, Italia, pada hari Minggu lalu bahwa suhu rata-rata di Rusia meningkat secara signifikan lebih cepat daripada rata-rata global.
Bahkan telah melonjak setengah derajat hanya dalam satu dekade.
Kekhawatiran Putin tentang pemanasan bumi muncul sehari sebelum dimulainya Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) 2021 yang dikenal sebagai 'COP26'.
Meskipun ia tidak hadir secara pribadi, Rusia telah mengirim delegasinya ke pertemuan yang dimulai pada hari Senin kemarin di Glasgow, Skotlandia itu.
"Suhu tahunan rata-rata di Rusia tumbuh lebih cepat daripada suhu global yakni lebih dari 2,5 kali lipat. Dalam 10 tahun, itu telah meningkat lebih dari setengah derajat," kata Putin kepada para pemimpin dunia yang berkumpul melalui tautan video.
Baca juga: Sejumlah Kesepakatan yang Dibuat dari Konferensi Kelompok G20 di Italia
Menurutnya, peningkatan suhu lebih lanjut perlu diperangi melalui cara pengurangan emisi gas rumah kaca dan fokus pada dekarbonisasi seperti menanam lebih banyak pohon.
Dikutip dari laman Sputnik News, Selasa (2/11/2021), penilaian bijaksananya tentang dampak perubahan iklim di Rusia ini ia sampaikan setelah terjadinya musim panas yang ekstrem di Rusia.
Ia telah melihat kebakaran hutan dan banjir melanda banyak dari 85 wilayah negara itu.
Bahkan Yakutia Timur Jauh, sebuah wilayah yang terkenal sebagai rumah bagi kota terdingin di dunia, melihat kobaran api telah menghancurkan Taman Alam Pilar Lena yang terkenal.
Pidato terbaru Putin ini bukan merupakan kali pertama ia menyoroti dampak perubahan iklim di negaranya.
Pada Juni lalu, berbicara dalam acara kunjungan tahunan 'Jalur Langsung', ia berpendapat bahwa Rusia harus benar-benar siap untuk menghadapi konsekuensi sosial dan ekonomi yang parah yang disebabkan oleh pemanasan global.
Hal itu karena sekitar 70 persen dari luas tanah negara itu merupakan lapisan es yang rentan.
"Kami memiliki pemukiman dan infrastruktur yang terletak (di utara). Dan jika semua (permafrost) mencair, itu akan menyebabkan konsekuensi sosial dan ekonomi yang sangat serius, dan kami tentu harus siap untuk menghadapi semua ini," tegas Putin.
Ia menyebut peningkatan suhu ini terutama disebabkan aktivitas manusia.
"Dan sangat penting untuk "meminimalkan kontribusi Rusia (dalam menyebabkan pemanasan global)," papar Putin.
Perlu diketahui, fokus Putin pada perubahan iklim telah meningkat pada tahun lalu, terutama sejak penampilannya di Klub Diskusi Internasional Valdai 2020 di Sochi.
Di sana, ia menyerukan diakhirinya 'konsumsi yang tidak terkendali dan tidak terbatas'.
"(Pemanasan global) mempengaruhi sistem perpipaan, distrik perumahan yang dibangun di atas lapisan es, dan sebagainya. Jika sebanyak 25 persen dari lapisan permafrost dekat permukaan yaitu sekitar tiga atau empat meter mencair pada tahun 2100, kita akan merasakan efeknya dengan sangat kuat," pungkas Putin.