TRIBUNNEWS.COM - Pangeran Harry mengatakan dia sempat memperingatkan bos Twitter Jack Dorsey tentang platformnya yang memungkinkan terjadinya kerusuhan politik sehari sebelum serangan Capitol yang menewaskan lima orang.
Dilansir The Guardian, Duke of Sussex membuat pernyataan itu di forum teknologi RE:WIRED di AS, Selasa (9/11/2021).
Dia berkata, "Jack dan saya saling mengirim email sebelum 6 Januari ketika saya memperingatkannya bahwa platformnya memungkinkan terjadinya kudeta."
"Email itu dikirim sehari sebelumnya."
"Dan kemudian itu terjadi, dan saya belum mendengar kabar darinya sejak itu."
Harry berbicara melalui obrolan video pada sesi yang membahas apakah media sosial berkontribusi terhadap informasi yang salah dan kebencian online.
Dorsey, yang merupakan kepala eksekutif Twitter, sejauh ini belum berkomentar.
Baca juga: Kesehatannya Dikhawatirkan, Ratu Dikabarkan Persiapkan Pangeran Charles & William Ambil Alih Takhta
Baca juga: Pangeran Harry Panik dan Merasa Bersalah Dengar Kabar Ratu Elizabeth Dirawat di Rumah Sakit
Pada hari kerusuhan 6 Januari, Donald Trump mentweet tuduhan kecurangan suara sebelum digelarnya rapat umum di Washington DC.
Anggota gerakan Proud Boy, sebuah milisi sayap kanan, menyerbu Capitol untuk mengganggu sertifikasi resmi kemenangan Joe Biden dalam pemilihan Gedung Putih.
Aksi itu dilakukan sebagai bagian dari upaya untuk membatalkan hasil pemilu.
Sebuah studi yang dirilis pada bulan Oktober oleh layanan analisis media sosial Bot Sentinel mengidentifikasi 83 akun di Twitter yang dikatakan bertanggung jawab atas 70 persen konten kebencian dan informasi yang salah yang ditujukan untuk Harry dan istrinya, Meghan.
Harry mengatakan, "Mungkin bagian yang paling mengganggu dari studi ini adalah jumlah jurnalis Inggris yang berinteraksi dengan mereka dan memperkuat kebohongan."