TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Rekor jumlah warga Amerika yang berhenti bekerja sejak munculnya pandemi virus corona (Covid-19), telah mencapai puncak baru pada September lalu.
Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat (AS) melaporkan pada Jumat kemarin bahwa sebanyak 4,4 juta orang meninggalkan pekerjaan mereka di tengah berbagai tekanan ekonomi.
"Angka mereka yang berhenti bekerja meningkat ke seri tertinggi, yakni 4,4 juta orang," kata departemen itu dalam laporan JOLTS, atau Pembukaan Pekerjaan dan Perputaran Tenaga Kerja.
Baca juga: Indah Sari Kenalkan Musik Dangdut di Amerika Serikat Bersama Seven Stars Records
Baca juga: Bertemu Biden, Jokowi ajak Amerika Serikat Kembangkan Mobil Listrik dan Baterai Lithium di Indonesia
Dikutip dari laman Sputnik News, Sabtu (13/11/2021), jumlah total lowongan pekerjaan hampir tidak berubah pada September lalu, dengan 10,4 juta posisi tersedia pada tingkat 6,6 persen.
The Fed mengatakan masalah penitipan anak dan mandat vaksin yang diperintahkan oleh Presiden AS Joe Biden menjadi dua dari sejumlah alasan utama yang mendorong banyak warga Amerika berhenti bekerja.
Terkait penitipan anak, para ibu yang bekerja ternyata kini tidak mampu membayar perawatan anak lantaran pendapatan atau daya beli turun selama pandemi.
Sementara keyakinan politik dan lainnya turut membuat banyak orang enggan menerima vaksin sebagai syarat agar mereka tetap bekerja.
Baca juga: Buru Hacker DarkSide, Pemerintah Amerika Tawarkan Hadiah Rp 143 Miliar
AS telah kehilangan lebih dari 21 juta pekerjaan pada periode Maret hingga April 2020, ini terjadi saat puncak penerapan sistem penguncian (lockdown) pada sektor bisnis.
Setidaknya 5 juta dari pekerjaan itu hingga kini masih belum pulih.
Sumber: https://sputniknews.com/20211112/some-44mln-americans-left-jobs-in-september-extending-record-quit-rate-labour-data-shows-1090693039.html