News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

2 Orang Terluka saat Protes Covid dan Larangan Kembang Api Malam Tahun Baru di Belanda Berubah Rusuh

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Demonstran mengambil bagian dalam protes terhadap penguncian sebagian virus corona dan terhadap kebijakan pemerintah di jalan Coolsingel pada 19 November 2021 di kota pelabuhan Rotterdam. Demonstrasi ... mengakibatkan kerusuhan. Kebakaran telah terjadi di berbagai tempat, kembang api dinyalakan dan polisi telah melepaskan beberapa tembakan (peringatan), kata polisi Rotterdam di Twitter.

TRIBUNNEWS.COM - Ratusan pengunjuk rasa berkumpul sebagai bentuk kemarahan mereka pada rencana pemerintah soal vaksin Covid-19 dan larangan kembang api pada perayaan Malam Tahun Baru mendatang.

Reuters melaporkan, kerumunan perusuh di kota pelabuhan Rotterdam membakar mobil polisi dan melemparkan batu ke arah aparat.

Petugas berwajib lantas membalas dengan tembakan dan meriam air ketika protes tindakan Covid-19 berubah menjadi kerusuhan pada Jumat malam (19/11/2021).

Baca juga: Lebih dari 88 Juta Orang Indonesia Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 Dosis Lengkap

Baca juga: Pengawas Obat-obatan Uni Eropa Rekomendasikan Penggunaan Darurat Pil Anticovid

Demonstran mengambil bagian dalam protes terhadap penguncian sebagian virus corona dan terhadap kebijakan pemerintah di jalan Coolsingel pada 19 November 2021 di kota pelabuhan Rotterdam. "Demonstrasi ... mengakibatkan kerusuhan. Kebakaran telah terjadi di berbagai tempat, kembang api dinyalakan dan polisi telah melepaskan beberapa tembakan (peringatan)," kata polisi Rotterdam di Twitter. (Killian LINDENBURG / ANP / AFP)

"Tembakan peringatan dan tembakan langsung dilepaskan karena situasinya mengancam jiwa," kata juru bicara pihak kepolisian Patricia Wessels kepada Reuters.

"Kami tahu bahwa setidaknya dua orang terluka, mungkin akibat tembakan peringatan, tetapi kami perlu menyelidiki penyebab pastinya lebih lanjut," katanya.

Dilansir BBC, Belanda memberlakukan lockdown parsial selama tiga minggu pekan lalu ketika kasus semakin melonjak.

Rotterdam telah ditempatkan dalam keadaan darurat dan stasiun utamanya telah ditutup akibat kekerasan tersebut.

Baca juga: Digugat Uni Eropa Soal Nikel, Wamendag: Indonesia Berhak Atur Perdagangan Komoditas Strategisnya

Baca juga: CDC Masukkan 4 Destinasi Favorit Perjalanan Eropa dalam Daftar Berisiko Tinggi

Langkah-langkah itu berarti restoran dan toko harus tutup lebih awal, dan acara olahraga harus dilakukan secara tertutup.

Para pengunjuk rasa di Rotterdam menyuarakan ketidaksetujuan mereka terkait penggunaan "corona pass" bagi mereka yang divaksinasi terhadap virus corona atau yang telah pulih dari penyakit tersebut.

Berita lain terkait Virus Corona

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini