TRIBUNNEWS.COM – Sejumlah peneliti mengatakan obat yang ada di pasaran dan biasa digunakan untuk mengobati kecanduan alkohol (alkoholisme) berpotensi sebagai pengobatan COVID-19.
Dilansir dari UPI, para peneliti menemukan bahwa orang yang memakai disulfiram, yang dikenal sebagai Antabuse, untuk alkoholisme memiliki risiko infeksi Covid-19 yang lebih rendah.
Juga disebutkan, pengguna obat ini lebih kecil kemungkinannya untuk meninggal akibat virus corona jika terinfeksi daripada mereka yang tidak menggunakan obat tersebut.
Temuan ini baru-baru ini dipublikasikan secara online di jurnal PLOS ONE.
Penelitian ini bersifat observasional, sehingga tidak menetapkan hubungan sebab-akibat antara disulfiram dan infeksi dan hasil Covid-19.
Baca juga: Studi: Vaksin Covid-19 Buatan India, Covaxin, Sangat Manjur Tanpa Masalah Keamanan
Baca juga: Studi di AS: Pengidap Sleep Apnea Berisiko Lebih Tinggi Terkena Covid-19 yang Parah Hingga Kematian
Para peneliti di Harvard Medical School dan Boston Children’s Hospital mengatakan, hasil penelitian ini cukup menggembirakan untuk menjamin studi lebih lanjut dan uji klinis.
"Ini adalah kandidat yang bagus untuk obat repurpose. Ini dapat dengan mudah tersedia di seluruh dunia jika kita dapat membuktikannya memiliki efek positif pada pasien dengan Covid-19," kata Chris Sander, seorang profesor biologi sel di Harvard Medical School.
Untuk penelitian ini, para peneliti menganalisis data lebih dari 944.000 veteran AS yang mendapat setidaknya satu tes Covid-19 antara Februari 2020 dan Februari 2021, termasuk lebih dari 2.200 yang telah diresepkan disulfiram untuk alkoholisme.
Studi ini menemukan bahwa mereka yang menggunakan disulfiram memiliki tingkat infeksi Covid-19 34 persen lebih rendah daripada mereka yang tidak menggunakan obat tersebut.
Tak satu pun dari veteran yang terinfeksi yang memakai disulfiram meninggal, dibandingkan dengan 3 persen dari veteran yang terinfeksi yang tidak memakai obat.
Baca juga: Semua Alternatif Jenis Pengobatan Covid-19 Wajib Uji Klinis
Baca juga: Apakah Minyak Esensial Bisa Digunakan sebagai Pengobatan?
"Ada bukti bahwa disulfiram tidak hanya mengurangi kejadian infeksi (Covid-19), tetapi sebenarnya dapat mengurangi jumlah kematian," kata Sander dalam rilis berita Harvard.
Tidak jelas bagaimana obat itu dapat memerangi virus corona, tetapi para peneliti menyarankan itu dapat mengganggu enzim yang perlu direplikasi virus.
Ada juga kemungkinan bahwa disulfiram dapat mengurangi risiko Covid-19 yang parah dengan menghambat protein yang terlibat dalam hiperinflamasi.
Uji klinis kecil acak fase 2 disulfiram pada pasien dengan Covid-19 sedang hampir selesai, dan yang lain sedang berlangsung.
Sander dan rekannya berharap penelitian mereka akan mengarah pada uji coba obat fase 3 internasional yang besar.
Baca juga: IDI Ingatkan Ketersediaan Obat dan Tabung Oksigen untuk Antisipasi Gelombang Ketiga Covid-19
Baca juga: WHO Uji Coba Obat Malaria dan Kanker Untuk Pengobatan Covid-19, Indonesia Ikut Terlibat
Para peneliti mengatakan jika disulfiram terbukti efektif, itu dapat ditambahkan ke semakin banyak opsi untuk memerangi Covid-19.
Mereka mencatat bahwa disulfiram telah diresepkan selama lebih dari 60 tahun sebagai pengobatan untuk alkoholisme, dan aman, murah, akrab bagi dokter, dan banyak digunakan di banyak negara. (Tribunnews.com/UPI/Hasanah Samhudi)