Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, SAN MARINO - Data yang dikumpulkan di Republik San Marino menunjukkan bahwa vaksin virus corona (Covid-19) Sputnik V buatan Rusia telah menunjukkan efektivitas jangka panjang yang tinggi.
Efektivitasnya bahkan mencapai sekitar 80 persen dalam melawan penyakit tersebut pada enam hingga delapan bulan setelah diberikan.
Data tersebut diungkapkan pada Rabu kemarin oleh Dana Investasi Langsung Rusia (RDIF), lembaga dana kekayaan negara yang mendanai pengembangan vaksin ini.
Dikutip dari laman Russia Today, Kamis (25/11/2021), evaluasi kinerja vaksin ini didasarkan pada analisis pengalaman dunia nyata yang diperoleh di Republik San Marino.
Sekitar 70 persen dari 34.000 populasi negara bagian mikro itu telah menerima vaksin buatan Rusia.
Baca juga: WHO: Efektivitas Vaksin Covid-19 Terhadap Varian Delta Hanya 40 Persen
"Data tersebut didasarkan pada jumlah infeksi Covid-19 di San Marino pada November 2021. Efektivitas dihitung berdasarkan data yang diperoleh dari lebih dari 18.600 individu yang divaksinasi penuh dengan Sputnik V tidak kurang dari lima bulan sebelum November," kata RDIF dalam sebuah pernyataan.
Analisis menunjukkan bahwa vaksin 'tetap 80 persen efektif' dalam melawan infeksi Covid-19 pada enam hingga delapan bulan setelah pemberian dosis kedua.
Tingkat rawat inap diantara orang Sammari yang divaksinasi dengan Sputnik V pun sangat rendah, dengan 'hanya 0,75 per 1.000 orang' dirawat di rumah sakit selama rentang kampanye vaksinasi massal dari Februari hingga November lalu.
"Tingkat ini lebih dari dua kali lipat, lebih rendah dari vaksin lain yang digunakan di negara ini.
Efektivitas Sputnik V dalam 6 hingga 8 bulan jauh lebih tinggi dibandingkan efektivitas vaksin mRNA yang dipublikasikan secara resmi," jelas RDIF.
Berbagai penelitian telah meningkatkan kekhawatiran tentang menurunnya efektivitas vaksin mRNA, dengan vaksin Pfizer khususnya bernasib agak buruk dalam jangka waktu yang lama.
Menurut sebuah penelitian yang didanai oleh Pfizer dan diterbitkan dalam jurnal medis terkemuka The Lancet, vaksinnya menunjukkan efektivitas 88 persen pada bulan pertama setelah dilakukannya vaksinasi secara penuh.
Namun persentase efektivitasnya turun menjadi hanya 47 persen setelah lima bulan.
Studi ini didasarkan pada analisis sejumlah besar data yang dikumpulkan selama kampanye vaksinasi di AS.