TRIBUNNEWS.COM - Serangan bom mobil yang menargetkan konvoi pengawalan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Somalia menewaskan delapan orang, 17 orang terluka, 13 di antaranya merupakan anak sekolah.
Dilansir Al Jazeera, kelompok bersenjata al-Shabab mengaku bertanggung jawab atas insiden yang terjadi pada Kamis dini hari (25/11/2021) di Mogadishu itu.
Asap tebal membumbung menutupi kota.
Menurut SNNA, aparat kepolisian menuturkan targetnya adalah kendaraan lapis baja yang mengawal PBB.
Baca juga: POPULER INTERNASIONAL: Dukun Terkenal Meninggal karena Covid-19 | Bom Bunuh Diri di Ibu Kota Somalia
Baca juga: Kisah perempuan aktivis Somalia - Gagal diculik dan dibunuh, kini coba dibungkam lewat Facebook
Saksi mata mengungkapkan suara tembakan bergema di sekitar tempat kejadian.
"Kami menghitung delapan orang tewas dan 17 lainnya, termasuk 13 siswa terluka," ucap juru bicara kepolisian Abdifatah Aden Hassan kepada wartawan.
Hassan mengatakan pelaku pembom bunuh diri mengendarai SUV penuh bahan peledak.
CNN melaporkan, seorang mantan menteri pertahanan Somalia, Mohamed Nur Galal, tewas dalam ledakan di hotel, yang sering dikunjungi oleh pejabat senior negara itu, kata polisi.
Abdikadir Abdirahman selaku direktur layanan ambulan menuturkan kepada Reuters bahwa 23 orang yang terluka dalam ledakan itu dievakuasi menggunakan ambulans.
Belum jelas apakah ada personel PBB termasuk di antara para korban tewas maupun terluka dalam ledakan besar.
Baca juga: Kisah perempuan aktivis Somalia - Gagal diculik dan dibunuh, kini coba dibungkam lewat Facebook
Pejabat PBB tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Juru bicara operasi militer al-Shabab Abdiasis Abu Musad membenarkan bahwa kelompok tersebut yang melakukan serangan di dekat sekolah itu.
Ledakan di dekat persimpangan K4 di jantung kota Mogadishu begitu besar sehingga dinding sekolah dasar dan menengah Mucassar di dekatnya runtuh.
Mohamed Hussein, seorang perawat di Rumah Sakit Osman di dekatnya, mengatakan ia ditarik dari puing-puing langit-langit yang runtuh.