Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Menyetir kendaraan sambil mabuk akan jauh semakin berat hukumannya di Jepang termasuk tindak pidana.
Rancangan "Peraturan Pemberantasan Mengemudi Dalam Keadaan Mabuk" diserahkan ke DPRD Prefektur Chiba pada Kamis ini (2/12/2021).
"Dalam situasi ini, kita harus meminta warga prefektur untuk tidak mengemudi dalam keadaan mabuk dan bekerja sama dengan kebijakan prefektur, dan mencoba memberi tahu polisi segera jika mereka mengkonfirmasi atau kemungkinan melihat mengemudi dalam keadaan mabuk," ungkap politisi Jepang kepada Tribunnews.com Kamis (2/12/2021).
Politisi itu juga mengimbau kepada seluruh operator kendaraan untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan, seperti memeriksa apakah pengemudi mabuk, dan aktif menggunakan alat pendeteksi alkohol.
Pada hari Senin (28/6/2021) lalu seorang pengemudi truk Hiroshi Umezawa, tersangka dari perusahaan 'Nanbu.' menabrak 5 orang, dua anak di antaranya meninggal dunia di lokasi tabrakan. Kejadian di Kota Yachimata, Prefektur Chiba Jepang.
Pengemudi sudah ditahan kepolisian sambil menantikan sidang pengadilan lebih lanjut. Kecelakaan yang membunuh 2 anak sekolah itu juga rapat didiskusikan oleh para pecinta Jepang, silakan gabung ke : info@tribun.in
Rancangan peraturan akan diputuskan pada tanggal 21 Desember 2021 dan peraturan baru akan diberlakukan mulai 1 Januari 2022.