TRIBUNNEWS.COM - Pfizer-BioNTech rencananya akan mengajukan persetujuan penggunaan suntikan booster untuk anak usia 16 dan 17 tahun pekan ini.
Melansir NY Times, kabar mengenai rencana Pfizer untuk memberikan suntikan booster pertama kali dilaporkan oleh Washington Post.
Jika disetujui, suntikan Pfizer akan menjadi booster pertama yang tersedia bagi orang di bawah 18 tahun.
BioNTech mengamil langkah ini setelah Presiden Joe Biden memberikan imbaukan kepada warga AS tentang varian Omicron, Senin (29/11/2021).
Baca juga: Pengobatan Covid-19 pada Varian Omicron Masih Efektif, Yang Bergejala Ringan Cukup Isolasi Mandiri
Baca juga: Wall Street Berubah Menjadi Merah Gara-gara Omicron Masuk AS
Biden menyebut varian Omicron sebagai penyebab kekhawatiran, bukan penyebab kepanikan.
Produsen vaksin berlomba untuk mencari tahu apakah produk mereka akan bekerja melawann Omicron atau apakah perlu memodifikasi vaksin.
Beberapa gubernur telah menawarkan booster kepada semua orang yang berusia 18 tahun ke atas menjelang liburan.
Ditanya tentang rencana untuk meminta akses yang lebih luas, juru bicara Pfizer mengatakan perusahaan akan memberikan pembaruan jika tersedia.
Baca juga: Luhut Sebut Butuh 1- 2 Minggu untuk Memahami Efek Varian Omicron Terhadap Vaksin Covid-19
Baca juga: Virus Omicron Merebak, Satgas Keluarkan SE No.23 Tentang Protokol Perjalanan Internasional
Omicron Ditemukan di Amerika
Dua kasus yang melibatkan strain baru virus corona (Covid-19) 'Omicron' kini telah dikonfirmasi di Amerika Utara, tepatnya di Kanada.
Pemerintah provinsi Ontario telah mengkonfirmasi kasus tersebut terjadi di kota Ottawa.
Dua kasus ini ditemukan pada individu yang baru saja melakukan perjalanan dari Nigeria, negara di kawasan Afrika.
"Hari ini, provinsi Ontario telah mengkonfirmasi dua kasus varian Omicron di Ottawa, yang keduanya dilaporkan pada individu dengan perjalanan baru-baru ini dari Nigeria," kata pemerintah provinsi Ontario dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu kemarin.
Dikutip dari laman Russia Today, Senin (29/11/2021), Kanada telah melarang penerbangan dan menutup perbatasannya untuk pelancong asing yang telah mengunjungi tujuh negara di kawasan Afrika selama dua pekan terakhir.
Namun pejabat kesehatan Ontario, Christine Elliott dan Kieran Moore menyerukan pendekatan yang lebih keras untuk mengantisipasi varian tersebut.
"Kami terus mendesak pemerintah federal untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan demi mengamanatkan pengujian di titik kedatangan bagi semua pelancong, terlepas dari mana mereka datang," kata dua pejabat itu.
Kasus Ontario ini merupakan infeksi Omicron pertama yang dilaporkan terjadi di Amerika Utara.
Penasihat Covid-19 Amerika Serikat (AS) Dr. Anthony Fauci sebelumnya mengaku bahwa ia 'tidak akan terkejut' jika varian baru ini telah masuk ke AS.
Perlu diketahui, AS dan Kanada hanya berjarak 2.271 km, dua negara ini tentu bukan merupakan negara yang memiliki jarak berjauhan.
Berita lain terkait Omicron
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani/Fitri)