News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

WHO Minta Jangan Panik Hadapi Varian Omicron, tapi Harus Siap dan Berhati-hati

Penulis: Inza Maliana
Editor: Arif Fajar Nasucha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala ilmuwan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Soumya Swaminathan menghadiri konferensi pers gabungan setelah konferensi internasional dua hari tentang penelitian vaksin virus corona COVID-19 dan pertemuan untuk memutuskan apakah Ebola di Kongo masih merupakan darurat kesehatan yang menjadi perhatian internasional pada 12 Januari, 2020 di Jenewa. Badan kesehatan PBB pada 12 Februari mengatakan terlalu dini untuk mengatakan apakah COVID-19 mungkin telah mencapai puncaknya atau kapan akan berakhir. Ia juga mengatakan bahwa mereka memperpanjang selama tiga bulan lagi penetapan darurat global untuk wabah Ebola di DR Kongo.

TRIBUNNEWS.COM - Kepala Ilmuwan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Soumya Swaminathan meminta masyarakat jangan panik menghadapi varian baru Covid-19 Omicron.

Namun, ia meminta agar masyarakat harus siap dan berhati-hati.

Hal ini disampaikan Swaminathan dalam konferensi Reuters Next, Jumat (3/12/2021).

"Seberapa khawatir kita harusnya? Kita harus siap dan berhati-hati, tidak panik."

"Karena kita berada dalam situasi yang berbeda dengan tahun lalu," kata Swaminathan, dikutip dari Reuters, Sabtu (4/12/2021).

Baca juga: Ahli Duga Mutasi Varian Omicron Berasal dari Virus Flu Biasa

Baca juga: Korea Selatan Laporkan Rekor Tertinggi Kasus Harian dan Kematian Covid-19, Total 9 Kasus Omicron

Menurutnya, meski varian Omicron dapat mendominasi karena sangat mudah menular, tetapi vaksin yang berbeda kemungkinan tidak diperlukan.

Sebab, ia mengatakan terlalu dini untuk meyebut Omicron lebih ringan dari varian corona lain dan meragukan asal-usulnya.

Ia menambahkan, kemungkinan varian Omicron mendominasi bisa diprediksi, mengingat varian Delta saat ini menyumbang 99% kasus secara global.

Kepala ilmuwan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Soumya Swaminathan menghadiri konferensi pers gabungan setelah konferensi internasional dua hari tentang penelitian vaksin virus corona COVID-19 dan pertemuan untuk memutuskan apakah Ebola di Kongo masih merupakan darurat kesehatan yang menjadi perhatian internasional pada 12 Januari, 2020 di Jenewa. Badan kesehatan PBB pada 12 Februari mengatakan "terlalu dini" untuk mengatakan apakah COVID-19 mungkin telah mencapai puncaknya atau kapan akan berakhir. Ia juga mengatakan bahwa mereka memperpanjang selama tiga bulan lagi penetapan darurat global untuk wabah Ebola di DR Kongo. (Fabrice COFFRINI/AFP)

"Ada kemungkinan bahwa itu bisa menjadi varian dominan," kata Swaminathan.

"Para ilmuwan di Uni Eropa dan Australia memperkirakan bahwa Omicron dapat menyebabkan lebih banyak infeksi daripada Delta dalam beberapa bulan," ujarnya.

Dia mengatakan, Omicron sangat menular karena melihat data dari Afrika Selatan yang menunjukkan jumlah kasus Covid-19 meningkat setiap hari.

Menurutnya, di tahap ini tidak dapat dipastikan apakah Omicron adalah varian ringan, meski banyak infeksi sejauh ini menyebut pasien mengalami gejala yang ringan atau tanpa gejala sama sekali.

Baca juga: Sudah 38 Negara yang Konfirmasi Kemunculan Varian Omicron, Bagaimana dengan Tingkat Kematiannya?

Baca juga: Asal-usul Nama Omicron dari Huruf Yunani, Ketahui Cara Mengucapkan dan Artinya

"Belum ada bukti konklusif tentang dampak Omicron pada efektivitas antibodi."

"Tampaknya ia mampu mengatasi beberapa kekebalan alami dari infeksi sebelumnya," katanya.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini