Badan Energi Atom Internasional (IAEA) pekan lalu mengatakan bahwa Iran telah memulai proses pengayaan uranium hingga kemurnian 20 persen dengan satu kaskade, atau cluster, dari 166 mesin IR-6 canggih di pabrik Fordow, yang digali ke dalam gunung.
Baca juga: Iran Siap Lanjutkan Perundingan Nuklir Pekan Ini
Baca juga: Timur Tengah: Ancaman serangan Israel ke fasilitas nuklir Iran meningkat
Perjanjian 2015 memberi Iran kelonggaran dari sanksi global tetapi memberlakukan batasan ketat pada kegiatan pengayaan uraniumnya.
Pakta itu sama sekali tidak mengizinkan Iran untuk memperkaya uranium di Fordow, apalagi dengan sentrifugal canggih.
Direktur Badan Intelijen Pusat Bill Burns mengatakan pada hari Senin lalu bahwa CIA tidak percaya pemimpin tertinggi Iran telah memutuskan untuk mengambil langkah-langkah untuk mempersenjatai perangkat nuklir.
Namun ia mencatat kemajuan dalam kemampuan Iran untuk memperkaya uranium, satu jalur ke bahan fisil untuk sebuah bom.
Burns memperingatkan bahwa, bahkan jika Iran memutuskan untuk melanjutkan, itu masih membutuhkan banyak pekerjaan untuk mempersenjatai bahan fisil itu sebelum memasang senjata nuklir ke rudal atau sistem pengiriman lainnya.
Baca juga: Moskow: Pesawat Pengebom Bersenjata Nuklir AS Berlatih Menghadapi Rusia,
Baca juga: Sistem Pertahanan Udara S-550 Milik Rusia Diklaim Mampu Jatuhkan Hulu Ledak Nuklir
“Tapi mereka semakin menguasai siklus bahan bakar nuklir dan itulah jenis pengetahuan yang sangat sulit untuk dihilangkan atau dihilangkan,” katanya.
Para pejabat AS juga telah lama khawatir tentang kemampuan Amerika untuk mendeteksi dan menghancurkan komponen-komponen yang tersebar dari program persenjataan nuklir Iran begitu bahan fisil yang cukup untuk sebuah bom diproduksi. (Tribunnews.com/Aljazeera/Hasanah Samhudi)