News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Taliban Pakistan Akhiri Gencatan Senjata, Tuntut Pemerintah Bebaskan Ratusan Tahanan

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Tiara Shelavie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sebuah ledakan bom bunuh diri kembali terjadi di Pakistan pada Rabu (25/7/2018).

TRIBUNNEWS.COM - Militan Taliban di Pakistan mengakhiri gencatan senjata selama sebulan dengan pemerintah lantaran perjanjian tak kunjung ditepati.

Taliban Pakistan menuding pemerintah melanggar perjanjian untuk membebaskan tahanan dan pembentukan komite negosiasi.

Taliban Pakistan atau Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP), adalah gerakan terpisah dari Taliban Afghanistan.

Dilansir SCMP, TTP selama bertahun-tahun berusaha menggulingkan pemerintahan resmi Islamabad untuk menetapkan hukum syariahnya sendiri. 

Gencatan senjata yang dimulai sejak bulan lalu hingga Kamis ini sebenarnya dapat diperpanjang asalkan kedua belah pihak setuju.

Baca juga: AS Kecam Taliban atas Pembunuhan Mantan Pasukan Keamanan Afghanistan

Baca juga: Taliban Keluarkan Dekrit Hak-hak Perempuan, Larang Pernikahan Paksa

Kelompok Taliban Pakistan yang mengklaim sebagai dalang bom Pakistan, mengaku militannya memang menargetkan umat Nasrani. (CNN/AFP/Getty Images/Arif Ali)

Namun TTP menuduh pemerintah Islamabad tidak menghormati perjanjian gencatan senjata.

Pemerintah dianggap tidak menepati janji untuk membebaskan lebih dari 100 tahanan TTP serta belum membentuk tim negosiasi untuk melakukan pembicaraan dengan pihaknya.

Dikatakan juga, pasukan keamanan pemerintah melancarkan penggerebekan saat periode gencatan senjata.

“Sekarang biarkan rakyat Pakistan memutuskan apakah TTP atau tentara Pakistan yang tidak mematuhi perjanjian?” kata kelompok itu dalam sebuah pernyataan.

“Dalam keadaan seperti ini, tidak mungkin untuk memajukan gencatan senjata,” katanya.

Taliban Pakistan telah melancarkan banyak serangan di negaranya.

Ribuan personel militer dan warga sipil menjadi korban tewas dalam rangkaian pemboman dan serangan bunuh diri.

Salah satu yang terbesar terjadi pada 2014, dimana TTP menyerang sebuah sekolah yang dikelola militer di Peshawar, dekat perbatasan dengan Afghanistan.

Serangan itu menewaskan 149 orang termasuk 132 anak-anak.

Pembicaraan gencatan senjata antara TTP dan pemerintah Pakistan ditengahi oleh Taliban di Afghanistan.

VOA melaporkan, terlepas dari sepakat tidaknya kedua pihak, Taliban Afghanistan menyatakan tidak akan mengizinkan militan lain menggunakan Afgahanistan untuk menyerang.

TTP diketahui memberikan perlindungan serta kader pejuang untuk Taliban Afghanistan selama perang 20 tahun melawan pasukan internasional pimpinan AS.

Penyerangan Malala Yousafzai

Aktivis asal Pakistan, Malala Yousafzai pernah menjadi sasaran penyerangan kelompok TTP.

Wanita yang kini berusia 24 tahun itu ditembak tepat di kepala dan lehernya pada 9 Oktober 2012 oleh kelompok Taliban Pakistan saat dia pulang sekolah.

Ia sempat dirawat di Pakistan sebelum akhirnya diterbangkan ke Inggris untuk dirawat di rumah sakit di Birmingham.

Baca juga: Profil Malala Yousafzai, Pemenang Hadiah Nobel Perdamaian Termuda 2014

Baca juga: Pemenang Hadiah Nobel Perdamaian Malala Yousafzai Menikah, Dulu Sempat Berpikir Tak Mau Berkeluarga

Malala Yousafzai dan Asser Malik menikah (Instagram @malala/@malinfezehai)

Pimpinan TTP saat itu, Adnan Rasheed, mengiriminya surat yang menjelaskan bahwa alasan penembakan adalah sikap kritisnya terhadap kelompok militan, bukan karena ia seorang penggiat pendidikan perempuan.

Rasheed menyesali penembakan itu, namun tidak meminta maaf atas insiden tersebut.

Dia bahkan menyarankan Malala kembali ke Pakistan dan melanjutkan pendidikannya.

Malala sendiri sejak usia 11 atau 12 tahun sudah menyuarakan keprihatinannya tentang hidup di bawah pemerintahan Taliban serta bagaimana hak perempuan dibatasi.

Pada 2014, Malala meraih hadiah Nobel Perdamaian 2014 untuk karyanya mempromosikan pendidikan anak perempuan.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini