TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK – Sebuah penelitian menunjukkan 40 persen orang yang terinfeksi Covid-19 di seluruh dunia ternyata tidak mengalami gejala pada awal penyakitnya.
Hasil penelitian yang diterbitkan oleh JAMA Network Open pada Selasa (14/12/2021) menunjukkan, individu tanpa gejala ini mungkin masih rentan terhadap komplikasi Covid-19 jangka panjang, seperti kelelahan kronis yang parah, dan juga dapat menularkan virus ke orang lain tanpa disadari.
Data menunjukkan, analisis terhadap 95 penelitian yang secara kolektif melibatkan 30 juta peserta, 0,25 persen dari mereka yang dites virus positif tetapi tidak melaporkan gejala.
Hampir 5 persen dari penghuni panti jompo atau staf yang dites positif, tetapi tanpa gejala.
Sementara lebih dari 2 persen dari pendatang yang menggunakan maskapai penerbangan dan kapal pesiar dan wanita hamil yang dinilai memiliki virus.
Baca juga: Studi di China: Jarak Vaksin Booster dengan Vaksin Kedua yang Lebih Lama Meningkatkan Antibodi
Baca juga: Studi: China Hadapi Wabah Kolosal Jika Tiru AS dan Inggris yang Mencabut Pembatasan Covid-19
Di antara kasus Covid-19 yang dikonfirmasi, sebut para peneliti, lebih dari 40 persen dari mereka yang memiliki virus tidak menunjukkan gejala.
“Persentase tinggi infeksi tanpa gejala menyoroti potensi risiko penularan infeksi tanpa gejala di masyarakat,” sebut rekan penulis studi Min Liu melalui email kepada UPI.
"Penyaringan untuk infeksi tanpa gejala diperlukan terutama untuk negara dan wilayah yang telah berhasil mengendalikan virus," kata Liu, seorang profesor epidemiologi dan biostatistik di Universitas Peking di Beijing.
Ia mengatakan, temuan ini menyoroti pentingnya pengujian yang luas dan komprehensif, karena infeksi tanpa gejala juga harus diisolasi dan menjalani pelacakan kontak.
Untuk penelitian ini, Liu dan rekan-rekannya mengumpulkan data kasus Covid-19 tanpa gejala dari 95 penelitian yang diterbitkan pada 2020 atau awal 2021.
Baca juga: Pakar Sebut Pesawat Bukan Satu-Satunya Transportasi yang Punya Risiko Tinggi Tularkan Covid-19
Baca juga: Masyarakat Diminta Antisipasi Penularan Covid-19 Varian Omicron pada Libur Nataru
Secara kolektif, studi tersebut mencakup data 29,8 juta orang, dari negara-negara seperti China dan Amerika Serikat, serta beberapa negara di Asia, Eropa, dan Timur Tengah.
Data menunjukkan, dari kasus Covid-19 yang dikonfirmasi di antara wanita hamil dalam studi ini, 54 persen tidak menunjukkan gejala.
Demikian pula, 53 persen kasus yang dikonfirmasi pada penumpang maskapai dan kapal pesiar tidak menunjukkan gejala, seperti halnya 48 persen penghuni dan staf panti jompo.
Penelitian Januari
Penelitian yang diterbitkan pada bulan Januari juga menunjukkan bahwa sebanyak 40 persen kasus Covid-19 tidak menunjukkan gejala.
Baca juga: Penelitian Jepang: Omicron Lebih Kuat 4 Kali Lipat dari Delta, Kekebalan Vaksin Hanya 20 Persen
Baca juga: Penelitian: Kemanjuran Vaksin Sinovac Turun Menjadi 28% dalam 3-5 Bulan
Studi pada Januari itu menunjukkan, ini mungkin berarti bahwa total kasus tidak terlalu diperhitungkan, mungkin sebanyak 80 persen.
"Ini adalah temuan yang sangat penting karena kelompok besar orang ini dapat menularkan virus ke orang lain," lata spesialis kedokteran molekuler Dr Eric Topol, yang menerbitkan temuan serupa tahun lalu, melalui email kepada UPI.
"Sangat penting bahwa kami memiliki pengujian cepat yang mendalam untuk menentukan penularan seseorang agar membatasi penularan bagi orang tanpa gejala," kata Topol, Direktur Scripps Research Translational Institute di La Jolla, California. Ia bukan bagian dari studi JAMA. (Tribunnews.com/UPI/Hasanah Samhudi)