TRIBUNNEWS.COM - Seorang tentara Suriah tewas dalam serangan rudal Israel di Suriah selatan pada Rabu (15/12/2021).
Tak hanya menewaskan tentara Suriah, serangan tersebut juga menyebabkan beberapa kerugian material.
Menurut laporan Al Jazeera, Israel melakukan sejumlah serangan rudal ke arah Suriah.
“Sekitar pukul 12:50, musuh Israel melakukan serangan udara dengan beberapa rudal ke arah Golan Suriah yang diduduki dan menargetkan beberapa posisi di selatan,” kata sumber militer dikutip oleh kantor berita negara Suriah (SANA), Kamis (16/12/2021).
Pertahanan udara Suriah berhasil menembak jatuh sebagian besar rudal.
Baca juga: Israel Lancarkan Serangan Udara ke Wilayah Selatan Suriah, Roket Hantam Pos-Pos Tentara
Baca juga: Donald Trump Sebut Mantan PM Israel Benjamin Netanyahu Tak Pernah Berniat Damai dengan Palestina
SANA menyebutkan bahwa serangan tersebut menyebabkan kematian seorang tentara dan kerusakan material.
Sejak perang pecah di Suriah pada 2011, Israel telah melancarkan ratusan serangan terhadap sasaran di dalam wilayah yang dikendalikan oleh pemerintah Presiden Bashar al-Assad, tetapi jarang mengakui atau membahas operasi semacam itu.
Awal bulan ini, militer Suriah mengatakan jet tempur Israel menembakkan rudal ke pelabuhan Latakia, merusak kontainer tetapi tanpa menimbulkan korban.
Pelabuhan itu adalah fasilitas vital di mana banyak impor Suriah dibawa ke negara yang dilanda perang itu.
Menurut Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, pada akhir November, serangan rudal Israel di barat provinsi Homs juga menewaskan lima orang.
Dalam dua serangan terpisah Israel pada Oktober, lima milisi pro-Iran tewas di dekat ibu kota Suriah, Damaskus, sementara sembilan pejuang pro-pemerintah tewas di dekat pangkalan udara T4 di timur Palmyra di Suriah tengah.
Israel telah mengakui bahwa mereka menargetkan pangkalan milisi sekutu Iran, seperti kelompok Hizbullah Lebanon, yang memiliki pejuang yang dikerahkan di Suriah untuk mendukung pasukan al-Assad.
Dikatakan menyerang pengiriman senjata yang diyakini ditujukan untuk milisi, menyebut kehadiran Iran di perbatasan utara adalah garis merah.
Konflik di Suriah telah menewaskan ratusan ribu orang sejak dimulai pada 2011 dengan penindasan brutal terhadap demonstrasi damai.