Tedros yang berbicara hari Senin kemarin bahwa semua orang bosan terhadap pandemi dan semua orang ingin menghabiskan waktu bersama teman dan keluarga. Semua orang ingin kembali normal.
Baca juga: WHO Prediksi Adanya Peningkatan Kasus Rawat Inap dan Kematian Akibat Omicron
Baca juga: WHO Sebut Omicron Menyebar Lebih Cepat dan Sangat Mengurangi Kemanjuran Vaksin
"Cara tercepat untuk melakukan ini adalah bagi kita semua, para pemimpin dan individu, untuk membuat keputusan sulit yang harus dibuat untuk melindungi diri kita sendiri dan orang lain,” katanya.
"Dalam beberapa kasus, itu berarti membatalkan atau menunda acara... Lebih baik membatalkan sekarang dan merayakannya nanti daripada merayakan sekarang dan berduka nanti," ujarnya.
Tedros juga menekankan bahwa pandemi dapat berakhir pada tahun 2022 dengan memastikan bahwa 70 persen dari populasi di setiap negara di dunia divaksinasi pada pertengahan tahun depan.
Dia juga mengatakan China, di mana wabah diyakini telah dimulai pada 2019, harus menunjukkan data dan informasi yang relevan.
“Kita perlu melanjutkan sampai kita tahu asal-usulnya, kita perlu mendorong lebih keras karena kita harus belajar dari apa yang terjadi saat ini untuk [melakukan] lebih baik di masa depan,” kata Tedros.
Baca juga: Varian Omicron Terdeteksi di 89 Negara, WHO: Omicron Menyebar dengan Sangat Cepat
Baca juga: WHO: Omicron Lebih Cepat Menyebar dari Delta, Orang yang Sudah Vaksin dan Penyintas Dapat Terinfeksi
Sementara itu, kepala ilmuwan WHO Soumya Swaminathan mengatakan pada hari Senin (20/12/2021) bahwa "tidak bijaksana" untuk menyimpulkan dari bukti awal bahwa Omicron adalah varian yang lebih ringan dari yang sebelumnya.
Dia memperingatkan bahwa "dengan jumlah yang meningkat, semua sistem kesehatan akan berada di bawah tekanan". (Tribunnews.com/BBC/Hasanah Samhudi)