TRIBUNNEWS.COM - Sedikitnya 208 orang tewas dan ratusan ribu lainnya mengungsi setelah Topan Rai melanda Filipina belum lama ini.
Melansir CNN, topan Rai yang dikenal secara lokal sebagai Odette, mendarat Kamis (16/12/2021) di Pulau Siargao.
Daerah itu dikenal sebagai tujuan wisata dan dan lokasi selancar populer.
Awalnya Topan Rai memiliki kecepatan angin hingga 260 kilometer (160 mil) per jam - setara dengan badai Kategori 5.
Baca juga: Berita Foto : Korban Tewas Topan di Filipina Mendekati 400 Jiwa
Baca juga: Palang Merah Singapura Sumbangkan 100.000 Dolar AS Musibah Banjir dan Topan di Malaysia-Filipina
Rai memporak-porandakan wilayah yang dilewatinya.
Rumah, pohong, tiang listrik roboh.
Operasi pencarian dan penyelamatan saat ini masih berlanjut.
Diperkirakan jumlah korban tewas akan meningkat lebih banyak.
Baca juga: Update Topan Rai Filipina: Lebih dari 100 Orang Tewas, 300.000 Mengungsi
Baca juga: Hampir 100 Orang di Filipina Tewas akibat Serangan Topan Rai
Awalnya, tim SAR terhambat oleh pemadaman listrik dan terputusnya saluran komunikasi.
Sekitar 75% rumah di provinsi Bohol di wilayah Visayas Tengah rusak, Casiano Monilla, asisten sekretaris di Kantor Pertahanan Sipil, mengatakan pada konferensi pers Senin (20/12/2021).
Setidaknya 227 kota dan kotamadya mengalami pemadaman listrik dan 25 penerbangan dibatalkan, tambahnya.
Perkiraan biaya kerusakan lebih dari $4,5 juta, kata Monilla.
Baca juga: Berita Foto : Topan Super Rai Hantam Filipina
Foto udara yang dirilis oleh Penjaga Pantai Filipina mengungkapkan tingkat kerusakan di provinsi Negros Occidental di wilayah Visayas Barat.
"Sekitar 332.000 orang telah dievakuasi dari rumah mereka, kata juru bicara Dewan Manajemen dan Pengurangan Risiko Bencana Nasional, Jumat (17/12/2021).