Pertemuan itu adalah konferensi terbesar di Afghanistan sejak pemerintah yang didukung AS jatuh pada Agustus dan Taliban kembali berkuasa.
Pakistan memperingatkan konsekuensi besar bagi masyarakat internasional jika krisis ekonomi Afghanistan berlanjut.
Pakistan juga mendesak para pemimpin dunia mencari cara terlibat dengan Taliban untuk membantu mencegah bencana kemanusiaan.
Menteri Luar Negeri Pakistan, Shah Mahmood Qureshi mengatakan, krisis yang semakin dalam dapat menyebabkan kelaparan massal, banjir pengungsi, dan peningkatan ekstremisme.
“Kita tidak bisa mengabaikan bahaya kehancuran ekonomi total,” katanya pada pertemuan itu, yang juga dihadiri oleh Menteri Luar Negeri Taliban Amir Khan Muttaqi bersama delegasi dari AS, China, Rusia, Uni Eropa dan PBB.
Baca juga: Negara-negara Islam Janjikan Bantuan untuk Atasi Krisis Afghanistan
Baca juga: Pakistan Ajak Negara-negara Muslim Bantu Afghanistan yang Alami Krisis Kemanusiaan dan Ekonomi
Belum ada negara yang secara resmi mengakui pemerintah Taliban dan para diplomat menghadapi tugas sulit menyalurkan bantuan ke ekonomi Afghanistan yang dilanda krisis tanpa menopang penguasa baru.
Rezim Taliban sebelumnya 20 tahun lalu melarang perempuan dan anak perempuan dari pendidikan dan kehidupan publik, mewajibkan janggut untuk pria dan menghadiri shalat, melarang olahraga dan hiburan, dan melakukan eksekusi di depan umum.
Tetapi pejabat pemerintah Taliban saat ini mengatakan aturan mereka akan berbeda, termasuk pada akhirnya mengizinkan pendidikan untuk semua anak perempuan, dan telah meminta masyarakat internasional untuk mengeluarkan dana dan membantu mencegah bencana kemanusiaan.
(Tribunnews.com/Yurika)