Menurut Kementerian Kesehatan, varian Omicron telah terdeteksi di lebih dari 110 negara, terutama di Afrika dan Eropa.
Meski demikian, kata kementerian, risiko rawat inap yang disebabkan Omicron lebih kecil daripada varian Delta.
"Secara lokal, kasus Omicron (di Singapura) sejauh ini tidak terlalu parah - tidak ada yang memerlukan perawatan intensif atau suplementasi oksigen, meskipun ini mungkin sebagian karena sebagian besar (pasien) sudah divaksinasi sepenuhnya dan dari kelompok usia yang lebih muda," jelas kementerian.
Kini Singapura berencana tetap melanjutkan program vaksinasi boosternya.
Ini lantaran perkiraan awal dari penelitian di luar negeri menunjukkan bahwa dua dosis vaksin mRNA mengurangi risiko infeksi simtomatik dari Omicron sekitar 35 persen.
Risiko selanjutnya dikurangi menjadi sekitar 75 persen lebih rendah untuk individu dengan rejimen mRNA primer dan booster.
Baca juga: Nakes Myanmar Rawat Pasien Covid-19 dan Aktivis di Klinik Rahasia, Bisa Dihabisi Junta Jika Ketahuan
Baca juga: Rumah Sakit di Israel Mulai Berikan Vaksin Covid-19 Dosis Keempat sebagai Bentuk Percobaan
Menurut catatan Worldometers pada Senin (27/12/2021), Singapura memiliki total kasus Covid-19 yang cukup rendah, yakni 277.764 terhitung sejak awal pandemi.
Bahkan dengan jumlah kasusnya, negara tetangga Indonesia ini ada di urutan ke-88 secara global di bawah Kenya dan Bahrain.
Sementara itu, kasus kematiannya juga cukup rendah, yakni 822 jiwa.
Adapun jumlah pasien yang sembuh adalah 274.204.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)