News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Korsel Setujui Pengobatan Oral 'Pil' Pertama Covid-19

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Foto selebaran file ini diberikan kepada AFP pada 16 November 2021 dari Pfizer, menunjukkan pembuatan pil antivirus eksperimental Covid-19, Paxlovid, di dalam laboratoriumnya di Freiburg, Jerman

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, SEOUL - Kementerian Keamanan Makanan dan Obat Korea Selatan (Korsel) pada Senin waktu setempat menyetujui penggunaan pil antivirus oral Pfizer yang akan digunakan kali pertama untuk mengobati pasien virus corona (Covid-19) di negara itu.

Rencana ini disetujui setelah panel ahli meninjau keamanan dan efisiensinya.

Dikutip dari laman Sputnik News, menurut Asosiasi Makanan dan Obat-obatan Amerika Serikat (AS) Paxlovid Pfizer merupakan pengobatan pil yang tidak hanya difokuskan untuk kasus Covid-19 ringan hingga sedang pada kelompok usia 12 tahun dan yang lebih tua saja.

Namun juga untuk mereka yang menunjukkan hasil positif pengujian langsung SARS-CoV-2, serta yang berisiko tinggi mengembangkan gejala yang parah, termasuk kasus rawat inap atau kematian.

Baca juga: Perusahaan Farmasi Inggris Ajukan Permohonan Persetujuan Penggunaan Obat Aborsi Oral di Jepang

Baca juga: Efektif Lawan Omicron, AS Izinkan Pil Paxlovid Pfizer untuk Obat Oral Covid-19

Perlu diketahui, Paxlovid memang disarankan untuk vaksinasi Covid-19 dan suntikan dosis penguat (booster), namun obat ini hanya diberikan dengan resep dokter.

Pfizer menjelaskan bahwa Paxlovid terdiri dari tiga tablet yang diminum secara bersamaan dalam dua kali sehari selama lima hari berturut-turut.

Perawatan pun harus diberikan sesegera mungkin setelah diagnosis Covid-19 dan dalam waktu lima hari sejak timbulnya gejala.

Paxlovid diyakini dapat mengurangi risiko rawat inap atau kematian diantara pasien dengan risiko tinggi penyakit parah hingga mencapai 88 persen.

Saat ini, Korea Selatan menggunakan suntikan intravena Remdesivir dan Rekirona untuk mengobati kasus kritis dan mengurangi risiko infeksi yang berkembang menjadi kasus yang parah. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini