Azman mengatakan keputusan itu diambil setelah menilai jarak kendaraan utama dekat dengan persimpangan.
"Tindakan itu sesuai dengan ketentuan Peraturan Lalu Lintas Nomor 9 LN 166/1959 UU Angkutan Jalan 1987," kata Azman dalam keterangannya.
"Begitu konvoi lewat, polisi lalu lintas langsung memberi jalan kepada ambulans untuk lewat."
"Hal itu dilakukan setelah memastikan aman bagi mereka untuk melanjutkan perjalanan," tambahnya.
Kecaman Lain
Sementara itu, dalam seminggu terakhir, pemerintah menjadi sasaran kritik masyarakat karena responsnya yang lambat dalam membantu para korban yang terjebak banjir.
Banjir terjadi di tujuh negara bagian dan wilayah federal Kuala Lumpur, yang disebut-sebut sebagai banjir parah dalam dalam 100 tahun.
Baca juga: Bencana Hidrometeorologi Landa 2 Wilayah di Sulsel: Banjir di Palembang & Tanah Longsor di Lahat
Baca juga: Pria Malaysia Ini Enggan Sentuh Istrinya Sejak Hari Pernikahan usai Sang Ibu Ungkap Rahasia Besar
Netizen lain mengklaim di media sosial bahwa beberapa pejabat tinggi datang ke lokasi banjir hanya untuk difoto atau dilihat oleh publik, bukannya benar-benar membantu korban banjir.
Menteri Urusan Wanita Rina Mohd Harun sebelumnya menerima banyak kritik karena muncul di pusat bantuan di Salak Tinggi, Selangor, minggu lalu.
Ia terlihat menyiram selokan dan lantai yang sudah bersih di luar sebuah gedung, dikelilingi oleh fotografer media dan juru kamera.
Ia dikecam karena membuang-buang air di sana dan bukannya pergi ke salah satu dari ribuan rumah dilumuri lumpur di seluruh negeri yang perlu dibersihkan.
Departemen Kesejahteraan Sosial (JKM) yang mengatur kunjungannya mengatakan:
"JKM merasa tidak adil bagi netizen untuk menuduh dan meremehkan upaya dan keterlibatan Datuk Seri Rina dalam operasi pembersihan ini."
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)