News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik di Afghanistan

Wanita Afghanistan di Kabul Tuntut Taliban Hormati Hak Perempuan dan Minta Hentikan 'Mesin Kriminal'

Penulis: Rica Agustina
Editor: Arif Fajar Nasucha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wanita memegang plakat selama protes di Kabul untuk menuntut diakhirinya dugaan pembunuhan di luar proses hukum terhadap mantan pejabat [Mohd Rasfan/AFP]

Berbicara dari Kabul, Mahbooba Saraj, ketua Jaringan Wanita Afganistan, mengatakan, langkah itu membuat perempuan sulit untuk pergi.

Taliban segera izinkan anak perempuan Afghanistan kembali ke sekolah. (UNICEF)

Sebab, banyak wanita yang tidak memiliki mahram atau wali laki-laki untuk menemani.

"Ini adalah cara lain untuk menempatkan pembatasan pada wanita tanpa alasan yang jelas," kata Mahbooba Saraj.

Adapun Taliban berusaha mencegah wartawan meliput aksi protes tersebut.

Bahkan pejuang Taliban menahan sekelompok wartawan dan menyita peralatan dari beberapa fotografer, menghapus gambar dari kamera mereka sebelum mengembalikannya.

Sementara itu, rekaman video yang diunggah di media sosial pada hari Selasa menunjukkan aksi protes sekelompok wanita lain yang diadakan di tempat lain di ibu kota juga menyerukan agar perempuan diizinkan mendapatkan pendidikan dan kesempatan kerja.

Baca juga: Menlu Indonesia Bertemu Perwakilan Taliban di Islamabad

Pejuang Taliban melepaskan tembakan ke udara yang mengakhiri protes menuntut perbaikan pasokan makanan dan kesempatan kerja.

Sejak Taliban kembali berkuasa pada Agustus, mereka secara efektif melarang protes dan sering melakukan intervensi untuk memblokir demonstrasi menentang kekuasaannya.

Para pemimpin Taliban telah berusaha untuk memproyeksikan citra yang lebih moderat dalam beberapa bulan terakhir, termasuk mengatakan perempuan dan anak perempuan akan dapat bersekolah dan bekerja sesuai dengan hukum Islam.

Sekolah untuk anak perempuan di bawah Taliban tidak menentu, dan di banyak provinsi, mereka tidak diizinkan bersekolah setelah kelas enam, tetapi di lebih dari 10 provinsi, sekolah dibuka.

Baca juga artikel lain terkait Konflik di Afghanistan

(Tribunnews.com/Rica Agustina)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini