Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, ALASKA - Cuaca ekstrem yang terjadi di Alaska telah mendorong negara bagian paling utara Amerika Serikat (AS) itu ke rekor suhu tertinggi dan memicu turunnya hujan deras.
Fenomena ini pun membuat pihak berwenang memperingatkan potensi terjadinya 'Icemageddon'.
Lapisan es besar saat ini memang sedang menghalangi jalan dan menghambat lalu lintas di Fairbanks, kota terbesar kedua di Alaska.
Departemen Transportasi Alaska pun telah menciptakan neologisme armageddon untuk menggambarkan kebuntuan yang dingin ini.
"Kami mengalami serangkaian badai musim dingin yang belum pernah terjadi sebelumnya," cuit departemen itu dalam akun Twitternya.
Baca juga: Pesawat Wisata Jatuh di Alaska, 6 Orang Tewas
Dikutip dari laman Channel News Asia, Jumat (31/12/2021), para ilmuwan mengatakan bahwa pembakaran bahan bakar fosil dan aktivitas manusia yang tidak terkendali telah mengubah iklim, membuatnya menjadi lebih tidak terduga dan rentan terhadap perubahan liar.
Seorang Ahli Cuaca di Universitas Alaska Fairbanks, Rick Thoman menyebut kondisi beberapa hari terakhir ini sangat tidak biasa.
Beberapa jam setelah termometer di Pulau Kodiak mencapai suhu Desember terpanas yang pernah tercatat di Alaska yakni 19,4 derajat Celcius, bagian dalam negara bagian tersebut mengalami curah hujan 25 mm hanya dalam beberapa jam.
Ini merupakan hujan lebat yang belum pernah terlihat dalam beberapa dekade.
Kemudian saat suhu terus menurun, semuanya membeku.
Baca juga: Beruang Grizzly Serang Pemburu hingga Tewas, Jadi Kasus Kematian Pertama di Taman Nasional Alaska
Badai hujan yang terjadi di negara bagian itu disebabkan oleh sistem cuaca yang sama yang membuat suhu melonjak, membawa udara hangat dan lembab dari Hawaii ke utara jauh yang dingin.
Cuaca yang tidak menentu terus mengacaukan penerbangan di Bandara Internasional Sea-Tac di Seattle, dengan ratusan penerbangan dibatalkan atau ditunda pada minggu ini.
Di California, salju dan hujan yang turun tanpa henti juga terus menimbulkan masalah, karena menyebabkan banjir lokal yang memaksa dilakukannya evakuasi di daerah sekitar Los Angeles.
Di bagian utara negara bagian itu yakni magnet wisata Danau Tahoe, tempat terjadinya kebakaran hutan beberapa bulan lalu, telah terkubur dalam salju tebal dan membuat beberapa akses menjadi terputus.
Menurut Laboratorium Salju Sierra Nevada Pusat di University of California di Berkeley, lebih dari 5 meter salju kini telah turun di bagian pegunungan Sierra Nevada pada bulan ini, menjadikan ketebalan ini sebagai rekor sepanjang masa.