News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kim Jong Un Mengaku Krisis Pangan Terjadi di Korea Utara: Kondisi yang Tidak Menguntungkan Tahun Ini

Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Daryono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gambar yang dirilis kantor berita resmi Korea Utara KCNA pada Senin (11/10/2021) menunjukkan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un memberikan pidato untuk menandai ulang tahun ke-76 Partai Buruh Korea di Pyongyang pada Minggu (10/10/2021). Kim mengingatkan pejabat untuk tidak minta diistimewakan

TRIBUNNEWS.COM - Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, mengakui negaranya mengalami krisis pangan.

Hal ini ia sampaikan dalam pidato akhir tahun yang menandai berakhirnya pertemuan penting Partai Pekerja Korea selama lima hari.

Dalam pidato akhir tahun Kim, yang dirangkum KCNA, Sabtu (1/1/2022), menyebut soal referensi singkat untuk "pekerjaan pencegahan epidemi darurat".

Selama pandemi, Korea Utara tetap diam dan memisahkan diri lebih jauh dari dunia luar.

Negara ini juga belum mengakui satu pun kasus domestik Covid-19 hingga saat ini.

Gambar ini diambil pada 27 Desember 2021 dan dirilis dari Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) resmi Korea Utara pada 28 Desember menunjukkan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un (tengah) menghadiri Rapat Pleno ke-4 Komite Sentral ke-8 Partai Buruh Korea di lokasi yang belum dikonfirmasi. (STR / KCNA VIA KNS / AFP)

Baca juga: Korea Utara Gelar Rapat Paripurna, Tandai 10 Tahun Berkuasanya Kim Jong Un

Baca juga: Kim Jong-un: Bagaimana rasanya hidup di bawah kepemimpinan diktator muda ini selama 10 tahun terakhir?

Dikutip dari CNN, mayoritas pidato Kim berfokus pada kebutuhan untuk meningkatkan produktivitas pertanian di negara itu.

Ia juga memuji kemajuan militer di bawah kepemimpinannya yang sudah berjalan sepuluh tahun.

Sementara pemimpin Korea Utara tak menjelaskan secara gamblang mengenai tingkat kelangkaan pangan, Organisasi Pangan Dunia (FAO) telah memperingatkan kekurangan parah di negara itu pada 2021, termasuk kekurangan ratusan ribu ton beras.

Masalah krisis pangan semakin diperparah usai banjir besar melanda beberapa daerah penghasil beras paling subur di Korea Utara.

Ini bukan kali pertama Kim mengakui adanya krisis pangan di negaranya selama 12 bulan terakhir.

Pada Apil 2021, KCNA melaporkan Kim mendesak orang-orang untuk menjalankan "Maret yang Sulit", saat berpidato di pertemuan politik tingkat atas.

Istilah tersebut mengacu pada periode kelaparan yang menghancurkan di awal 1990-an, saat ekonomi Korea Utara merosot tajam menyusul runtuhnya Uni Soviet, yang mengakhiri aliran bantuan ke negara itu.

Ratusan ribu orang - atau sebanyak 10 persen dari populasi negara itu - diperkirakan mati kelaporan pada periode tersebut.

Pada Juni 2021, Kim mengakui negaranya menghadapi "situasi pangan yang tegang" akibat topan dan banjir tahun 2020.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini