TRIBUNNEWS.COM - Pesawat bantuan asing pertama telah tiba di Tonga.
Seperti diberitakan sebelumnya, negara di kawasan Pasifik itu sangat membutuhkan air dan pasokan makanan.
Lapisan abu tebal menutupi landasan pacu bandara di Ibu Kota Nuku'alofa, mencegah pesawat mendarat.
Selandia Baru mengatakan pesawat militernya mendarat di bandara utama Tonga setelah para pekerja membersihkan abu dari landasan.
Baca juga: Letusan Gunung di Tonga Disebut Berkekuatan 500 Kali dari Bom Hiroshima
Baca juga: Berita Foto : Tumpahan Minyak Cemari Pantai Peru, Diduga Akibat Tsunami Tonga
Selama berhari-hari tim penyelamat dan ratusan sukarelawan bekerja mati-matian untuk membersihkan landasan menggunakan gerobak dorong dan sekop, yang oleh komandan pasukan gabungan Selandia Baru Laksamana Muda Jim Gilmour disebut sebagai "upaya raksasa".
Ia mengatakan kepada wartawan pada hari Kamis bahwa pesawat C-130 Hercules mereka mendarat di Tonga tepat setelah pukul 16:00 waktu setempat (03:00 GMT).
Itu penuh dengan wadah air, peralatan untuk tempat tinggal sementara, generator listrik, peralatan kebersihan dan keluarga dan peralatan komunikasi.
Dilansir BBC, Selandia Baru dan Australia juga mengirim pesawat dan kapal yang saat ini sedang dalam perjalanan.
Baca juga: POPULER Internasional: Masalah 5G di Bandara AS | Perhitungan Besarnya Letusan Gunung Berapi Tonga
Letusan gunung berapi bawah laut pada Sabtu (15/1/2022) telah memicu gelombang tsunami setinggi 15 meter yang menerjang pantai di satu pulau kecil dan merusak desa, resor, dan banyak bangunan lainnya.
Abu vulkanik menyelimuti pulau dan menimbulkan risiko kesehatan seirus.
Air bersih di Tonga telah tercemar oleh guguran abu dan air laut.
Setidaknya tiga orang meninggal akibat bencana ini.
Jaringan komunikasi Tonga pun lumpuh.
Saat ini, Tonga baru saja mulai membangun kembali telekomunikasi setelah lima hari terputus dari seluruh dunia.
Baca juga: 3 Pulau Kecil di Tonga Rusak setelah Dihantam Tsunami, Hanya Beberapa Rumah yang Tetap Berdiri