TRIBUNNEWS.COM - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengutuk serangan udara di pusat penahanan Yaman yang menewaskan lebih dari 70 orang.
Fasilitas di Saada, kubu militan Houthi Yaman yang berada di barat laut Yaman itu diserang pada Jumat (21/1/2022).
BBC melaporkan, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa "eskalasi perlu dihentikan".
Koalisi juga mengatakan, situs itu tidak ada dalam daftar target yang harus dihindari yang telah disepakati dengan PBB dan belum dilaporkan oleh Palang Merah.
Baca juga: Koalisi Arab Saudi Kirim Serangan Udara ke Houthi di Yaman, 14 Orang Tewas
Baca juga: Drone Houthi Yaman Hantam Tanki Minyak dan Bandara di Abu Dhabi, UEA Bertekad Membalas
Pasukan koalisi pimpinan Saudi telah memerangi militan Houthi sejak 2015.
Puluhan ribu warga sipil, termasuk lebih dari 10.000 anak-anak, tewas atau terluka sebagai akibat langsung dari pertempuran tersebut.
Jutaan orang telah mengungsi dan sebagian besar penduduk berada di ambang kelaparan.
Dalam laporan BBC sebelumnya, beberapa jam setelah serangan udara, petugas penyelamat masih menarik mayat keluar dari puing-puing, dengan harapan untuk menemukan korban yang selamat memudar, kata koresponden BBC Timur Tengah Anna Foster.
Baca juga: Kondisi WNI Sandera Kelompok Houthi di Yaman Aman, Pemerintah Tak Perlu Keluarkan Tebusan
Baca juga: ABK WNI Disandera Pemberontak Houthi, Istri Menangis Minta Tolong Presiden Jokowi Bantu Bebaskan
Jumlah pasti korban tewas tidak jelas.
Médecins Sans Frontires (MSF) mengatakan sedikitnya 70 orang tewas, meskipun jumlahnya diperkirakan akan meningkat.
Televisi yang dikelola Houthi menunjukkan gambar-gambar dari tempat orang-orang membersihkan puing-puing dengan tangan mereka dan orang-orang yang terluka di sebuah rumah sakit setempat.
MSF mengatakan, satu rumah sakit telah menerima lebih dari 200 korban.
Baca juga: Militan Houthi Yaman Sita Kapal UEA, Diduga Bawa Persediaan Militer
Baca juga: Pasukan Saudi Cegat dan Hancurkan Drone Bunuh Diri Houthi Yaman
"Masih banyak mayat di lokasi serangan udara, banyak orang hilang," kata Ahmed Mahat, kepala MSF di Yaman, kepada kantor berita AFP.
"Tidak mungkin untuk mengetahui berapa banyak orang yang terbunuh. Tampaknya itu adalah tindakan kekerasan yang mengerikan."